DARI PANGGUNG REALIS KE TEATER EKSPERIMENTAL : MENENGOK ULANG TEATER BERBASIS KELOMPOK RELIGI DI YOGYAKARTA (1950an-1960an)
TAUFIQ NUR RACHMAN, Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum.
2015 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAHPenelitian ini fokus mengenai dinamika teater berbasis kelompok keagamaan (Teater Muslim, Starka, Teater Kristen dan Sthemka) yang semula mengadopsi teater realis kemudian berubah haluan menjadi teater eksperimental, dari kurun 1950an hingga 1960an. Periode 1950an merupakan masa disaat meledaknya realisme di teater Indonesia. Sedangkan tahun 1960an adalah periode ketika kelompok teater mulai mengadaptasi bentuk baru dan disebut sebagai masa teater eksperimental. Untuk itu, penelitian ini mengambil setting periode 1950an sampai 1960an. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi sumbangsih terhadap kurangnya historiografi tentang pemikiran teater, khususnya yang dijalani oleh kelompok teater berhaluan golongan agama di Indonesia. Penelitian ini memakai metode sejarah dan memanfaatkan sumber primer, sekunder serta lisan. Sumber primer berupa naskah-naskah teater yang dimainkan serta surat kabar. Sedangkan sumber sekunder dari hasil penelusuran buku serta artikel. Sumber lisan dari kerabat serta pelaku teater yang aktif di kelompok teater berhaluan golongan keagamaan. Untuk memayungi gagasan penulisan, penelitian memakai teori dramaturgi dari Erving Goffman yang memiliki pandangan bahwa interaksi antar manusia diibaratkan seperti permainan drama yang ditentukan oleh ruang, waktu, dan audience. Berdsarkan pandangan ini teater berhaluan golongan agama dipahami saling berkontestasi untuk mempertontonkan (presentasi) diri) dalam bidang ideologi, eksperimental karya, dan perubahan pasar. Secara historis, kelahiran teater berhaluan kelompok keagamaan berkaitan dengan ide besar Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno. Teater Muslim, Starka, Teater Krisen serta Sthemka termasuk bagian dari kelompok yang ideologinya menggunakan agama. Akan tetapi, dari keempat kelompok tersebut hanya Teater Muslim yang menggunakan agama sebagai basis penciptaannya. Starka, Teater Kristen serta Sthemka memakai kata golongan agama untuk melabeli kelompoknya. Gaya realis yang semula dipakai oleh kelompok teater ini mulai dikhianati dan mereka lebih memilih untuk memakai acuan baru yang disebut sebagai teater eksperimental, seperti gaya naturalis, surealis dan romantik. Pergeseran ini disebabkan oleh konteks politik tangan besi yang diterapkan Presiden Soekarno mulai runtuh. Disamping itu, kemajuan ilmu-ilmu baru semacam eksistensialisme di jagad kebudayaan mulai marak. Terutama setelah WS. Rendra mengenalkan gaya teater baru (eksperimental) selepas pulang dari Amerika. Semenjak itulah kelompok teater berhaluan golongan agama mulai meniru trend tersebut.
This research focuses on the Indonesian religious-based theatrical groups (Teater Muslim, Starka, Teater Kristen and Sthemka) in the year 1950s-1960s. The year 1950s is the golden year for realism theater and in the 1960s is the period when experimental theater started to flourish. This research will present the theatrical group dynamic alteration during the period. The purpose of this research is to enrich the historical references on the theater study, especially the religious-based theatrical groups. The research uses historical method with primary, secondary, and oral sources. The primary consists of the plays itself and newspapers that cover them. The secondary sources are from the books and articles study. The oral source will be from former active members and their relatives. The paper uses Erving Goffman theory of dramaturgy for this study. Goffman said that human interaction is like a play, which determined by space, time, and audience. It is acknowledged that the religious-based theatrical groups are in a contest to present their ideology, work experiments, and market changes. The religious based theater was started to emerge when President Soekarno decreed NASAKOM (Nationalist, Religion, and Communism). Teater Muslim, Starka, Teater Kristen and Sthemka are of the religion ideology. However, the only group that using religion ideology in their works is Teater Muslim. The others only use religion as a label for their group. The realism style formerly used in the 1950s started to change into experimental such as naturalist, surrealist, and romantic style as the political shifting occurred when Soekarno fall. The development of other science such as existentialism also flourished in our culture, especially when Rendra brought back new theatre style (experimental) from America.
Kata Kunci : religious-based theatrical group, style shifting, dramaturgy, realism, experimental