Sejarah Dalam Gelaran Wayang Beber Pacitan
Topan Bagus Permadi, Dr. Sri Margana, M.Hum. Dan Dr. Samsul Maarif, M.A.
2024 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
Perangkat wayang beber lakon Jaka Kembang Kuning merupakan salah satu jenis pusaka wayang beber yang tersimpan di dusun Karangtalun, desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Perangkat wayang beber ini berisi 6 gulungan kertas, dengan masing-masing 4 gambar disetiap gulungannya. Total keseluruhan gambar yang termuat dalam wayang beber Pacitan berjumlah 24 adegan gambar, akan tetapi hanya 23 gambar saja yang boleh dipagelarkan. R.M. Sajid (1958) menyatakan bahwa perangkat wayang beber Pacitan merupakan salah satu pusaka Keraton Kartasura yang tercecer saat tragedi geger Pacinan. Kemudian Sajid mengatakan bahwa isi cerita di dalamnya pun dianggap sebagai pasemon terhadap raja mataram islam, dengan berpedoman pada candrasengkalan di adegan ke 4 yang merujuk pada angka tahun Masehi 1692. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, melalui studi rekaman arsip, observasi, wawancara dan pendokumentasian sebagai teknik pengumpulan data. Aktivitas observasi dan wawancara dilakukan sejak tahun 2020 dan berlanjut secara berkala sampai tahun 2024. Dengan menerapkan teori ikonografi dan ikonologi dari Erwin Panofsky untuk menganilisis teksnya berupa data-data primer sebelum menganalisis hasil observasi dan studi lapangan, kemudian diwacanakan melalui teori performance studies untuk menganalisis konteks pagelarannya yang terjadi dilapangan yang terbagi menjadi dua Is Performance dan As Performance. Pada analisis konteks Is Performance akan di analisis konteks memori kultural dengan perspektif teori memori kolektif dan kultural Jan Assmann, kemudian pada analisis konteks As Performance akan di analisis konteks seni dan agensi dengan perspektif teoir seni dan agensi Alfred Gell. Dari serangkaian analasis ini kemudian terungkap bahwa perangkat wayang beber Pacitan memuat dua nilai yang tersirat dan tersurat dalam konteks historiografi, dan menjadi pusaka sekaligus punden desa bagi masyarakat desa Gedompol dan sekitarnya.
The Jaka Kembang Kuning lakon wayang beber set is one type of wayang beber heritage kept in Karangtalun hamlet, Gedompol village, Donorojo sub-district, Pacitan district. This set of wayang beber contains 6 paper scrolls, with 4 images on each scroll. The total number of images contained in the Pacitan wayang beber is 24 scenes, but only 23 images can be exhibited. R.M. Sajid (1958) stated that the Pacitan wayang beber set was one of the heritage of the Kartasura Palace that was scattered during the Pacinan geger tragedy. Then Sajid said that the content of the story in it was also considered as a pasemon against the king of Islamic Mataram, based on the candrasengkalan in the 4th scene which refers to the AD year 1692. This research was conducted by applying a qualitative method with an ethnographic approach, through archival recording studies, observation, interviews and documentation as data collection techniques. Observation and interview activities were carried out since 2020 and continued periodically until 2024. By applying Erwin Panofsky's theory of iconography and iconology to analyze the text in the form of primary data before analyzing the results of observations and field studies, then discussed through the theory of performance studies to analyze the context of the performance that occurs in the field which is divided into two Is Performance and As Performance. In the context analysis of Is Performance, the context of cultural memory will be analyzed from the perspective of Jan Assmann's collective and cultural memory theory, then in the context analysis of As Performance, the context of art and agency will be analyzed from the perspective of Alfred Gell's art and agency theory. From this series of analyses, it is revealed that the Pacitan wayang beber set contains two values that are implied and expressed in the context of historiography and becomes a heritage as well as a village shrine for the people of Gedompol village and its surroundings.
Kata Kunci : Wayang Beber Pacitan, Ikonografi dan Ikonologi, Performance Studies, Memori Kultural dan Seni Agensi