Makna Penggunaan Teknologi Dalam Diorama Arsip Jogja Ditinjau Dari Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
RADEN RARA NARESWARI WIDIANTI, Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M. ; Dr. Sindung Tjahjadi, M.Hum.
2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT
Penelitian ini menganalisis makna dibalik penggunaan teknologi dalam Museum Diorama Arsip Jogja dengan kaitannya sebagai pembentuk makna objek museum oleh pengunjung museum. Diorama tersebut dipilih sebagai objek materi karena penggunaan teknologi digital merupakan daya tarik dan layanan unggulan dari Diorama Arsip Jogja untuk menampilkan koleksi-koleksi arsipnya. Dengan menggunakan teori semiotika Charles S. Peirce sebagai pisau analisis, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan teknologi di Museum Diorama Arsip Jogja sebagai pembentuk makna objek museum oleh pengunjung museum dan mengidentifikasi makna dari penggunaan teknologi dalam Museum Diorama Arsip Jogja dari perspektif teori semiotika Charles S. Peirce.
Model penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif bidang filsafat mengenai permasalahan aktual dengan metode penelitian hermeneutika filosofis. Pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan di Museum Diorama Arsip Jogja dan didukung studi pustaka yang diperoleh baik dari buku, jurnal, skripsi, dan studi kepustakaan lainnya. Unsur-unsur metodis yang digunakan merujuk pada buku Metodologi Penelitian Filsafat karya Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair (1990: 107-113), yaitu induksi, interpretasi, koherensi intern, kesinambungan historis, dan deskripsi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah, pertama, penggunaan teknologi digital di Diorama Arsip Jogja merupakan visualisasi dari arsip Depo Arsip Jogja dan teknologi digital juga memberikan pemaknaan baru terhadap arsip yang terkesan kurang menarik. Kedua, dalam teori semiotika Peirce, teknologi digital yang digunakan dalam Diorama Arsip Jogja dimaknai sebagai representamen atau tanda, yang mewakili objeknya yang berupa arsip, dan opini pengunjung sebagai interpretan. Teknologi digital juga disebut sebagai ikon, indeks, dan simbol karena memiliki upaya untuk merepresentasikan objek yang diacunya. Penggunaan teknologi digital untuk memamerkan koleksi Diorama Arsip Jogja juga merupakan bentuk interpretasi dari staf diorama dan mendapat interpretasi baru lagi ketika pengunjung telah mengalami interaksi dengan teknologi digital tersebut.
This research analyzes the meaning behind the use of technology in the Diorama Arsip Jogja Museum concerning shaping the meaning of museum objects by museum visitors. The diorama was chosen as the material object because the use of digital technology is the main attraction and service of the Diorama Arsip Jogja to display its archive collections. By using Charles S. Peirce's semiotic theory as an analytical tool, this research aims to describe the use of technology in the Diorama Arsip Jogja Museum as a form of meaning for museum objects by museum visitors and identify the meaning of the use of technology in the Diorama Arsip Jogja Museum from the perspective of Charles Peirce's semiotic theory.
The research model used is qualitative research in philosophy regarding actual problems using philosophical hermeneutic research methods. The data was collected using field studies at the Diorama Arsip Jogja Museum and supported by literature studies from books, journals, theses, and others. The methodical elements used refer to the book Philosophical Research Methodology by Anton Bakker and Achmad Charris Zubair (1990: 107-113), namely induction, interpretation, internal coherence, historical continuity, and description.
The research results obtained are, first, the use of digital technology in the Diorama Arsip Jogja is a visualization of the Depo Arsip Jogja archives and digital technology also provides a new meaning to archives that seem less interesting. Second, in Peirce's semiotic theory, the digital technology used in the Diorama Arsip Jogja is interpreted as a representamen or sign, representing the object as an archive, and the visitor's opinion as the interpretant. Digital technology is also called icons, indexes, and symbols because it attempts to represent the object it refers to. The use of digital technology to display the Diorama Arsip Jogja collection is also a form of interpretation by the diorama staff, and their collection gets a new interpretation when visitors experience interaction with the digital technology.
Kata Kunci : Diorama Arsip Jogja, semiotika, Charles Sanders Peirce, teknologi, museum