Pergeseran Fungsi Syair Madura "Aduh Kacong Be'na Sengak: Kajian Komposisi, Transmisi dan Fungsi
Ibtisam, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum
2024 | Tesis | S2 Sastra
Syair Madura, sebagai bagian penting dari warisan budaya Madura, memainkan peran multifaset dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula Syair Madura “Aduh Kacong Be'na Sengak” yang digunakan sebagai objek material dalam penelitian ini. Yang mana penelitian ini menggunakan objek formal sastra lisan, maka teori Albert B. Lord dan Ruth Finnegan cocok sebagai pisau pembedahan. Dengan rumusan masalah 1) apa saja komposisi dan transmisi Syair Madura “Aduh Kacong Be'na Sengak” dalam pertunjukan Rudat Kesenian Hadrah?, 2) Bagaimana pergeseran fungsi yang terjadi dalam Syair Madura “Aduh Kacong Be'na Sengak”?.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya formula dalam Syair Madura “Aduh Kacong Be'na Sengak” yang memiliki struktur teks pembukaan, isi dan penutup. Syair ini memiliki tema besar sebuah perjalanan mempersiapkan kehidupan setelah mati dalam perspektif Islam. Syair ini terbagi dalam beberapa subtema, yaitu: 1) menjaga kerukunan antar sesama, 2) penyesalan dan pengampunan 3) keabadian dan ketidakpastian hidup, dan 4) pesan moral agama. Konteks pertunjukan Syair Madura “Aduh Kacong Be'na Sengak” terdiri dari situasi, penampil, durasi, dan penonton. Dalam Syair Madura “Aduh Kacong Be’na Sengak” menunjukkan bagaimana transmisi yang terjadi pada generasi sebelumnya dilakukan melalui lisan secara turun dan pementasan langsung. Pada generasi masa kini, transmisi melalui dan perekaman yang dijadikan VCD, pertunjukkan Rudat Kesenian Hadrah (oleh beberapa kelompok RKH salah satunya kelompok “Bunga Idaman”) dan pengunggahan syair di media sosial.
Pada pergeseran fungsi syair dari religiositas dan sosial lalu kemudian menjadi fungsi hiburan, pengetahuan dan publikasi identitas Madura, ditemukan sebab, yaitu: perluasan pelantun, perubahan perspektif penonton, pengaruh penanggap, transisi modernisasi dan globalisasi mempengaruhi cara pandang masyarakat dan pengaruh teknologi yang memperluas wawasan masyarakat terhadap berbagai bentuk seni, yang mengakibatkan reinterpretasi nilai-nilai yang terkandung dalam syair. Dengan modernisasi dan globalisasi, syair ini kehilangan kesakralannya dan bergeser menjadi hiburan semata. Transmisi syair pun berubah dari lisan dalam ritual ke media massa dan teknologi modern, menjadikannya lebih sekuler dan lebih terkait hiburan komersial daripada ritual keagamaan.
Kata Kunci : Fungsi, Komposisi, Sastra Lisan, Syair Madura, Transmisi