Musik sebagai Doa: Studi Kasus Musik Taizé di Skolastikat SCJ Yogyakarta
Sabina Stella Vania, Dr. Samsul Maarif, M.A., Dr. Royke B. Koapaha, M.Sn.
2024 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
Orang mencoba berkomunikasi dengan Tuhan dengan aneka cara, salah satunya yaitu doa melalui musik Taizé. Menjadi seorang musisi yang diharapkan dapat memainkan musik sebagai doa masih sulit dilakukan. Sulit dilakukan bukan berarti berdoa dan bermain musik, namun di saat seorang musisi bermain musik ia juga sedang melakukan doa, sama seperti umat yang mengucapkan doa melalui kata-kata.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memberi makna yang lebih mendalam agar melodi yang diciptakan dan dimainkan oleh musisi dapat difungsikan musik sebagai doa, dan mengetahui apakah musik tanpa lirik dapat berupa doa, serta mengetahui elemen-elemen musik yang mendukung persyaratan musik sebagai doa. Untuk mencapai tujuan tersebut metode yang digunakan dalam studi kali ini adalah metode kualitatif melalui pendekatan teologi dan musikologis. Terdapat empat tahap proses yang dilakukan, yaitu studi literatur, observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilanjutkan dalam analisis data untuk menghubungkan antar tema dan memberikan interpretasi untuk mudah dalam memahami tema.
Hasil
menunjukan bahwa musik Taizé adalah metafora tentang sejarah Taizé dan doa. Adanya
judul, tempo yang lambat dan sedang, nonharmonic tones, dan tekstur
musik Heterofoni, memberikan kesan komposisi musik yang lembut, tenang dan
damai mendengar setiap langkah melodi yang muncul. Ditambah adanya repetisi
tanpa batasan, memberikan peluang untuk masuk dalam transendensi. Sehingga
ketika melodi dimainkan menjadi lebih bermakna dan dapat menjadikan musik
sebagai doa.
One of the ways people try to communicate with God is through praying with Taizé music. The ability to perform music while meditating during prayer may be difficult for musicians to obtain. The difficulty to consider is not balancing praying while performing music. This thesis explores the argument that music performed by musicians is an act of prayer equal to verbalized prayer. This research aims to determine whether instrumental music can be a prayer and discover the musical elements that support the requirements for music as prayer.
This study employs a qualitative research method with theological and musicological approaches. The four stages of processes used within this research are literature study, observation, interview, and documentation. These stages are followed by data analysis to connect themes and produce comprehensive interpretations.
The results show that Taizé music is a metaphor about Taizé history and
prayer. The title, slow and medium tempo, nonharmonic tones, and heterophonic
musical texture, give the impression of a soft, calming, and peaceful musical
composition when listening to every step of the melody that appears. Additionally,
the presence of unlimited repetition provides the opportunity to transcend. Thus,
when the melody is played, it becomes more meaningful and can transform into a
prayer.
Kata Kunci : Prayer, Taizé Music, Music as Prayer, Ibadat Adorasi Sakramen Mahakudus, Skolastikat SCJ Yogyakarta.