Laporkan Masalah

HADRAH DALAM PROSESI BAHARAK PADA MASYARAKAT NEGERI OLOK GADING KEBANDAKHAN MARGA BALAK TELUK BETUNG LAMPUNG

Nofriyan Hidayatulloh, Dr. I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum; Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc

2024 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Hadrah bagi masyarakat adat Lampung adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari pandangan masyarakat terhadap dunia natural (aspek sosial) dan supernatural (aspek religius). Hadrah dalam aspek sosial yakni mengatur bagaimana berperilaku berdasarkan norma adat dan norma dalam Islam, sedangkan dalam aspek religius, hadrah adalah upaya manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir. Dengan kata lain, hadrah berisi pandangan hidup masyarakat dalam membentuk perilaku. Hadrah sebagai musik yang mengiringi prosesi baharak dalam gawi adat, memiliki makna bagi masyarakat Negeri Olok Gading sebagai sebuah simbolisasi dari perjalanan hidup manusia. Bahwa perjalanan hidup seorang Lampung harus diikuti oleh perubahan kualitas hidup (terkait pemenuhan kebutuhan lahir dan batin manusia). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan etnografi sebagai metode pengumpulan data dan pendekatan etnomusikologis. Analisis data menggunakan tiga kerangka teori, yakni 1) konsep analisis musik William P. Malm untuk menganalisis musik hadrah, 2) mengelaborasi pandangan Alan P. Merriam dan R.M. Soedarsono dalam kajian fungsi, serta 3) analisis tanda menggunakan semiotika pragmatis Charles S. Peirce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadrah sebagai kebudayaan masyarakat Negeri Olok Gading adalah materialisasi dari nilai dan pengetahuan yang mengandung dimensi religius sekaligus dimensi sosial.

Hadrah for Lampung indigenous people is something that cannot be separated from the community's view of the natural world (social aspect) and the supernatural (religious aspect). Hadrah in the social aspect regulates how to behave based on customary norms and norms in Islam, while in the religious aspect, hadrah is a human effort to get closer to Allah through dzikir. In other words, hadrah contains the community's worldview in shaping behaviour. Hadrah, as the music that accompanies the baharak procession in the gawi adat, has a meaning for the people of Negeri Olok Gading as a symbolisation of the journey of human life. That the life journey of a Lampung must be followed by a change in the quality of life (related to the fulfilment of human physical and mental needs). This research uses a qualitative research method with ethnography as a data collection method and an ethnomusicological approach. Data analysis used three theoretical frameworks, namely 1) William P. Malm's concept of music analysis to analyse hadrah music, 2) elaborating the views of Alan P. Merriam and R.M. Soedarsono in function studies, and 3) sign analysis using Charles S. Peirce's pragmatic semiotics. The results show that hadrah as a culture of the people of Negeri Olok Gading is a materialisation of values and knowledge that contains both religious and social dimensions.

Kata Kunci : Hadrah dan makna/Hadrah and meaning.

  1. S2-2024-471752-abstract.pdf  
  2. S2-2024-471752-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-471752-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-471752-title.pdf