Laporkan Masalah

NENEK MOYANGKU SEORANG PELAUT? ARTIVISME-DEKOLONIAL DALAM NARASI HUBUNGAN MAKASSAR-MAREGE DI INDONESIA DAN AUSTRALIA

Muhammad Arief Al Fikri, Dr. Elan A. Lazuardi, M.A.

2024 | Tesis | S2 Antropologi

Indonesia dan Australia tidak hanya dekat secara geografis tapi juga secara historis dan kultural. Kedekatan ini terjalin sejak pelayaran teripang oleh para pelaut dari Makassar ke Australia Utara abad 17 di masa pendudukan Indonesia oleh Belanda. Pelayaran mencari teripang ke selatan ini masif dan rutin dilakukan setiap tahun sampai menjadi industri modern pertama Australia. Dampak-dampak kebudayaannya masih berlangsung sampai sekarang di masyarakat Aborijin Australia Utara terutama pada aspek bahasa dan seni. 


Pelayaran ini juga melahirkan relasi-relasi kekerabatan melalui kawin campur antara orang Makassar dengan orang Marege. Sejak dianggap ilegal 1907 karena berlakunya hukum pajak di wilayah perairan Australia, pelayaran ini tetap ada meski tidak seramai sebelumnya. Industrinya pun semakin lesu. Namun yang tidak berubah adalah relasi kekerabatan mereka. Ceritanya lestari khususnya melalui seni. Akan tetapi, narasi-narasinya didominasi dari Australia, tidak sedikit masih Eropasentris. 


Melalui etnografi berperspektif dekolonisasi, tesis ini menganalisis penuturan sejarah milik bersama antara Makassar dengan Marege di Indonesia dan Australia. Instrumen analisisnya adalah artivisme oleh tiga kelompok agen penutur; museum, organisasi, individu. Kerangka konseptualnya adalah thinking from dan thinking with sebagai syarat berpikir dekolonial dari Fúnez-Flores et al. (2022). 


Tujuannya untuk melestarikan warisan kebudayaan maritim Indonesia dan posisinya secara global dengan perspektif Indonesia serta memunculkan konteks unik bagi ungkapan ‘nenek moyangku seorang pelaut’ yang jarang diketahui publik. Pada akhirnya tesis ini juga menekankan pentingnya perspektif dekolonisasi dalam reproduksi pengetahuan sebagai proses pembentukan sikap dan identitas bangsa yang berkeadilan sosial, anti rasis, dan anti kolonial. 

Indonesia and Australia are not only geographically close but also historically and culturally intertwined. This closeness dates back to the trepang voyages by sailors from Makassar to Northern Australia in the 17th century during the Dutch colonial era in Indonesia. The extensive voyages were massive and regularly conducted each year, eventually becoming Australia's first modern industry. Its cultural impacts persist in the Northern Australian Aboriginal communities, especially in language and art. 


These voyages also fostered kinship relations through intermarriage between Makassar and Marege people. Although considered illegal after 1907 due to tax laws in Australian waters, these voyages persisted but diminished in scale. The industry declined over time, yet their kinship relations remained unchanged. The enduring narrative, particularly through art, continues. However, the narratives are predominantly seen from an Australian, often Eurocentric, perspective. 


Through ethnography with a decolonial perspective, this thesis analyzes the shared historical storytelling between Makassar and Marege in Indonesia and Australia. The analytical instruments involve artivism by three story-agent groups: museums, organizations, and individuals. The conceptual framework includes 'thinking from' and 'thinking with' as prerequisites for a decolonial mindset, as articulated by Fúnez-Flores et al. (2022). 


The goal is to preserve Indonesia's maritime cultural heritage globally, with an Indonesian perspective, and shed light on the unique context of the expression 'my ancestors were sailors,' seldom known to the public. Ultimately, this thesis emphasizes the significance of a decolonized perspective in knowledge production as a process in shaping a nation's attitudes and identities towards social justice, anti-racism, and anti-colonialism.

Kata Kunci : Makassar-Marege, teripang, shared history, artivisme, dekolonisasi

  1. S2-2024-487135-abstract.pdf  
  2. S2-2024-487135-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-487135-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-487135-title.pdf