Analisis Probabilitas Perpindahan Pelaku Komuter Ke Moda LRT Jabodebek (Studi Kasus: Lintas Pelayanan 3 Bekasi - Cawang)

ARIEF APRIYANTO, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D. ; Dr. Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T.

2022 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Kota Bekasi merupakan kota metropolitan yang telah menjadi area pusat perkembangan transportasi di wilayah Jabodebek. Bersumber pada informasi hasil survey komuter di wilayah Jabodetabek tahun 2019 menjelaskan, dari 29 juta masyarakat Jabodetabek diperoleh data sebesar 3,2 juta pelaku perjalanan Jabodetabek atau kurang lebih 11%, dengan kategori aktivitas bekerja sebanyak 80,6%, aktivitas belajar/studi sebanyak 19,2% serta aktivitas kegiatan sosial yang lain sebesar 0,2 persen. Pembangunan jaringan LRT (Light Rail Transit) melengkapi jaringan angkutan massal di Kota Bekasi. Dalam rangka mendukung optimalisasi penggunaan transportasi publik, perlu dilakukan penelitian dengan mengkaji Aspek apa saja yang berpotensi mengubah perilaku komuter untuk berpindah ke moda LRT, mengetahui probabilitas pemilihan moda terhadap moda LRT Jabodebek, serta menganalisis nilai ability to pay dan willingness to pay responden terhadap tarif LRT Jabodebek. Penelitian menggunakan teknik stated preference untuk menganalisis preferensi pemilihan moda kendaraan pribadi dan LRT dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari delapan skenario pelayanan dengan kombinasi variabel tarif (X�), waktu tempuh (X�), transfer moda (X�) dan waktu tunggu/headway (X�) kepada total 212 pengguna kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor. Analisis willingness to pay menggunakan pendekatan net economic value dari persamaan logit binomial selisih dan contingent valuation method. Serta analisis ability to pay dengan pendekatan travel cost method. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik responden dengan mayoritas jenis kelamin responden paling banyak laki-laki dengan persentase 68,4%, usia paling banyak 18-30 tahun sebesar 55,7% dengan mayoritas berpendidikan D3-S1 sebesar 65,6%. Dari segi pekerjaan mayoritas 45,8% merupakan pegawai swasta yang melakukan aktifitas perkantoran di kawasan Kota Jakarta Pusat. Kemudian penghasilan per bulan dengan rata � rata Rp 3-5 juta dan sebagian besar responden memiliki satu unit mobil maupun sepeda motor. Karakteristik perjalanan didominasi oleh perjalanan dengan keperluan bekerja/bisnis sebesar 80,2% dengan jarak perjalanan yang cukup bervariasi serta frekuensi perjalanan yang cukup tinggi yaitu >4 kali seminggu sebesar 66%. Biaya transportasi per bulan untuk pengguna mobil rata � rata Rp 700.000 � 800.000 dan untuk pengguna sepeda motor rata � rata Rp 500.000 � 600.000. Pada hasil analisis model pemilihan moda, didapatkan hasil probabilitas tertinggi pada pengguna mobil dan sepeda motor dalam beralih moda ke LRT terdapat pada pilihan alternatif skenario 8 dengan masing � masing nilai probabilitas yaitu 81,8% dan 76,1%. Nilai willingness to pay rata-rata calon pengguna LRT untuk masing-masing pengguna mobil dan sepeda motor berdasarkan logit binomial bertutur-turut sebesar Rp 7.968,95 dan Rp 7.257,17, sedangkan dengan pendekatan contingent valuation method berturut-turut sebesar Rp 9.504,76 dan Rp 8.598,13. Nilai ability to pay untuk masing-masing pengguna mobil dan sepeda motor sebesar Rp 11.313,59 dan Rp 9.000,00.

Bekasi City is a metropolitan city that has become a central area of transportation development in the Greater Jakarta area. Based on information on the results of the commuter survey in the Greater Jakarta area in 2019, he explained, from 29 million Jabodetabek people, data was obtained for 3.2 million Jabodetabek travellers or approximately 11 percent, in the category of work activities as much as 80.6 percent, study/study activities as many as 19 .2 percent and other social activities by 0.2 percent. The construction of the LRT (Light Rail Transit) network complements the mass transit network in Bekasi City. In order to support the optimization of the use of public transportation, it is necessary to conduct research by examining what aspects have the potential to change the behavior of commuters to switch to LRT mode, knowing the probability of choosing a mode for the Jabodebek LRT mode, and analyzing the ability to pay and willingness to pay values of respondents to LRT Jabodebek rates. The study uses stated preference techniques to analyze preferences for private vehicle and LRT modes using a questionnaire consisting of eight service scenarios with a combination of tariff variables (X�), travel time (X�), mode transfer (X�) and waiting time/headway (X�). to a total of 212 users of private vehicles in the form of cars and motorcycles. The analysis of willingness to pay uses a net economic value approach from the binomial difference logit equation and the contingent valuation method. Then the ability to pay analysis with the travel cost method approach. The results of this study indicate that the characteristics of the respondents with the majority gender of the respondents are mostly male with a percentage of 68.4%, age at most 18-30 years by 55.7% with the majority of D3-S1 educational background being 65.6%. In terms of occupation, the majority of 45.8% are private employees who carry out office activities in the Central Jakarta City area. Then the income per month with an average of IDR 3-5 million and most of the respondents own one car or motorbike. Travel characteristics are dominated by trips with work/business purposes by 80.2% with a fairly varied travel distance and a fairly high frequency of trips, namely >4 times a week by 66%. Transportation costs per month for car users are an average of IDR 700,000 - 800,000 and for motorbike users an average of IDR 500,000 - 600,000. In the analysis of the mode selection model, the highest probability results for car and motorcycle users in switching modes to LRT are in the alternative choice of scenario 8 with each probability value of 81.8% and 76.1%. The average willingness to pay value of prospective LRT users for each car and motorcycle user based on the binomial logit is IDR 7,968.95 and IDR 7,257.17, respectively, while the contingent valuation method approach is IDR 9,504.76, respectively. and Rp. 8,598.13. The ability to pay value for each car and motorcycle user is IDR 11,313.59 and IDR 9.000,00.

Kata Kunci : LRT Jabodebek, Pemilihan Moda, Pelaku Komuter, Willingness to Pay, Ability to Pay.