MEMORI PERANG DALAM FILM HAHA TO KURASEBA KARYA YOUJI YAMADA : ANALISIS SEMIOTIKA PIERCE
PRISKY LUTHFI NAFISA, Drs.Eman Suherman, M.Hum.
2021 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGFilm Haha to Kuraseba merupakan film karya Youji Yamada yang diproduksi pada tahun 2015 sebagai film untuk peringatan 70 tahun berakhirnya perang dunia. Dalam film ini diceritakan tentang "kehidupan" arwah Kouji Fukuhara, seorang mahasiswa kedokteran yang tewas dalam tragedi ledakan bom atom di Nagasaki bersama dengan ibunya Nobuko Fukuhara, sorang bidan tradisional yang tinggal seorang diri. Tidak seperti film-film Jepang bertema perang pada umumnya yang menitikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan perjuangan prajurit pada masa perang untuk memperkuat patriotisme dan nasionalisme penonton, fokus utama yang disoroti dalam film ini adalah kehidupan rakyat jelata setelahnya perang. Saat ini kita telah hidup di masa damai sehingga perlahan-lahan ingatan tentang perang mulai terlupakan.Tragedi ledakan bom atom di Nagasaki yang merupakan titik akhir Perang Dunia II hingga saat ini selalu diperingati setiap tahunnya, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak yang peduli terhadap perang dan perdamaian. Analisis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce yang menerapkan konsep hubungan segitiga antara representamen (tanda yang mewakili sesuatu) , objek (sesuatu yang diwakili oleh tanda) , dan interperetan (interpretasi makna yang muncul dari hubungan antara representamen dengan object). Dalam penelitian ini teori Semiotika Peirce digunakan untuk membedah tanda-tanda yang terdapat dalam film Haha to Kuraseba. Adapun hal yang dianalisa dalam penelitian ini adalah memori perang, khususnya memori pengeboman Nagasaki dan dampak yang muncul setelahnya seperti kematian, kemiskinan, gangguan mental, dan radiasi nuklir. Hasil yang berhasil ditemukan dari penelitian yaitu dampak peperangan terutama yang diakibatkan oleh ledakan bom atom masih bertahan hingga saat ini karena adanya radiasi nuklir. Kehidupan setelah perang yang diungkit dalam film merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat tentang penderitaan yang muncul akibat peperangan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya nuklir dan dampak buruk peperangan sehingga masyarakat lebih peduli untuk menjaga perdamaian dunia.
The movie "Haha to Kuraseba" is a movie by Youji Yamada, filmed in 2015 to commemorate the 70th anniversary of the end of the World War. This film tells the story of the "life" of the spirit of Kouji Fukuhara, a medical student who died in the tragedy of the atomic bombing in Nagasaki along with his mother Nobuko Fukuhara, a traditional midwife who lives alone. Not like the usual Japanese war-themed films that focus on matters related to the struggle of soldiers during the war to strengthen the patriotism and nationalism of the audience, however in this film, the main focus that was highlighted is the lives of the commoners after the war. Now, we are living in a time of peace, and slowly, people's memories of war are beginning to be forgotten. The tragedy of the atomic bomb explosion in Nagasaki, which is the end point of World War II, is always commemorated every year, but in fact not many people care about war and peace. The analysis of this research was carried out using Charles Sanders Peirce's semiotic theory that applies the concept of a triangular relationship between a representanum (a sign that represents something), an object (something that is represented by a sign), and interperetan (the interpretation of meaning that arises from the relationship between the representanum and the object). In this research, Peirce's Semiotic theory is used to analize the signs in the film Haha to Kuraseba. The things analyzed in this research are the memory of war, especially the memory of the Nagasaki bombing and the aftermath of it such as death, poverty, mental disorders, and nuclear radiation. The results that have been found from the research are that the effects of war, especially those caused by the atomic bomb explosion, still remain exist to this day due to the presence of nuclear radiation. After war life that is revealed in the film is an effort to remind the public about the suffering that arises from war in the hope of increasing public awareness of the dangers of nuclear and the bad effects of war so that people care more about maintaining world peace.
Kata Kunci : Haha to Kuraseba, nagasaki, memori perang, semiotika