RUMAH PENELEH: PRESENTASINYA DALAM FILM "GURU BANGSA TJOKROAMINOTO" DALAM KONTEKS PELESTARIAN WARISAN BUDAYA
UMAR HANIF AL-FARUQY, Sektiadi, S.S., M.Hum.
2019 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPenelitian ini mengkaji tentang presentasi Rumah Peneleh dalam film "Guru Bangsa Tjokroaminoto". Kajian tersebut mencakup unsur-unsur visual yang dapat dipersepsikan oleh masyarakat luas selaku penontonnya. Film "Guru Bangsa Tjokroaminoto" mempresentasikan Rumah Peneleh secara relatif utuh sebagai latar yang ditampilkan dengan durasi paling dominan. Presentasi tersebut didasari atas persepsi sineasnya terhadap Rumah Peneleh yang saat ini masih dilestarikan sebagai warisan budaya. Rumah Peneleh yang dipresentasikan dalam film selanjutnya dipersepsikan masyarakat luas yang menontonnya seperti mereka mempersepsikan bangunan aslinya. Hal itu berarti meskipun Rumah Peneleh dan presentasinya dalam film merupakan dua bangunan yang berbeda, namun keduanya dipersepsikan sebagai Rumah Peneleh yang sama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara Rumah Peneleh yang asli dengan presentasinya dalam film "Guru Bangsa Tjokroaminoto" guna mencari kesesuaian-kesesuaian yang terdapat di antara keduanya. Cara yang dipakai untuk melakukan perbandingan tersebut adalah dengan mendeskripsikan Gestalt Rumah Peneleh dan juga presentasinya, kemudian dilanjutkan dengan mencari kesesuaian Gestalt keduanya. Hasilnya menunjukkan bahwa Rumah Peneleh dan presentasinya memiliki Gestalt yang sesuai atau memiliki berbagai kesamaan. Dengan demikian, masyarakat selaku penonton film "Guru Bangsa Tjokroaminoto" dapat dikatakan mempersepsikan presentasi Rumah Peneleh dalam film tersebut sebagaimana mereka mempersepsikan bangunan aslinya. Kesesuaian Gestalt tesebut berarti film "Guru Bangsa Tjokroaminoto" telah memberi khazanah yang sesuai tentang suatu warisan budaya, yakni Rumah Peneleh kepada masyarakat luas. Kesesuaian Gestalt tersebut juga menjadi rujukan yang berguna untuk menentukan posisi arkeologi di tengah masyarakat sekarang ini dan menentukan cara negosiasi dengan para sineas supaya film-film sejenis "Guru Bangsa Tjokroaminoto" selanjutnya tetap dapat memberi hiburan sekaligus melestarikan warisan budaya.
This research studies the presentation of House of Peneleh in "Guru Bangsa Tjokroaminoto" movie. The study includes visual elements that can be perceived by the wider community as the audience. The "Guru Bangsa Tjokroaminoto" movie presents the House of Peneleh relatively intact as the background that is displayed with the most dominant duration. The presentation is based on the filmmakers' perception of House of Peneleh which is currently still preserved as a cultural heritage. House of Peneleh which is presented in the movie is then perceived by the wider community who watched it as they perceived the original building. This means that even though House of Peneleh and its presentation in the film are two different buildings, both of them are perceived as the same House of Peneleh. Therefore, this study aims to compare the original House of Peneleh with its presentation in the "Guru Bangsa Tjokroaminoto" movie in order to find the compatibility between the two. The method used to do the comparison is to describe the Gestalt of House of Peneleh and also its presentation, then proceed to find the suitability of both Gestalt. The results show that the House of Peneleh and its presentation have the Gestalt that is suitable or has various similarities. Thus, the public as the audience of the "Guru Bangsa Tjokroaminoto" movie can be said to perceive the presentation of House of Peneleh in the film as they perceive the original building. The Gestalt suitability means the "Guru Bangsa Tjokroaminoto" movie gives appropriate information about House of Peneleh as a cultural heritage to the wider community. The Gestalt suitability is also a useful reference for determining archaeological positions in today's society and determining how to negotiate with filmmakers so the similar movie like "Guru Bangsa Tjokroaminoto" can continue to provide entertainment and also can preserving cultural heritage at the same time.
Kata Kunci : Rumah Peneleh, film "Guru Bangsa Tjokroaminoto", presentasi, Gestalt