Rencana Bisnis Kering Kentang Super Pedas Supercen
THEA RIZKIA P., Dr Bayu Sutikno
2016 | Tesis | S2 ManajemenDaerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah tujuan wisata yang populer di Indonesia baik di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Sektor pariwisata juga menjadi andalan bagi pemerintah provinsi DIY untuk menggerakkan perekenomian DIY selain sektor pendidikan dan budaya. Jumlah kunjungan wisatawan di DIY juga mengalami kenaikan dalam kurun 4 waktu terakhir yaitu sebesar rata-rata 6,6%. Salah satu sektor industri yang terimbas positif pertumbuhan industri pariwasata DIY adalah oleh-oleh. Industri oleh-oleh merupakan multiplier effect dari industri pariwisata. Industri oleh-oleh makanan di DIY didominasi oleh bakpia dan gudeg yang juga telah menjadi ikon oleh-oleh DIY. Namun demikian, berdasarkan observasi di lapangan didapatkan temuan bahwa jenis oleh-oleh lain juga tetap menjadi pilihan wisatawan yang berkunjung ke DIY, terutama yang berjenis tradisional. Temuan observasi dikuatkan dengan wawancara kepada pelaku industri oleh-oleh makanan yang menyatakan bahwa bisnis oleh-oleh makanan di DIY masih baik dan terbuka untuk pemain baru terlebih dengan tumbuhnya pariwisata DIY. Dari survei dan wawancara yang dilakukan kepada calon pelanggan potensial didapatkan temuan bahwa ide bisnis pembuatan produk kering kentang super pedas sebagai oleh-oleh dari DIY cukup dapat diterima dengan kisaran harga sekitar Rp15.000 - Rp25.000 per bungkus. Produk akan disalurkan melalui toko oleh-oleh, gerai, dan daring. Proposisi nilai yang ditawarkan kepada pelanggan adalah kering kentang tradisional dengan cita rasa pedas dan kemasan menarik dan representatif. Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp327.359.677. Dengan WACC sebesar 10,4% maka bisnis ini diproyeksikan memiliki NPV sebesar Rp778.526.590,50, IRR sebesar 78%, dan Discounted Payback Period yaitu 1 tahun 4 bulan.
Special District of Yogyakarta (DIY) is a popular tourism destination in Indonesia both for domestic and international tourists. Tourism sector has been being a driving force for economic activity of DIY besides education and culture sector. DIY has experienced the tourists' visit surge for the last 4 years that grew 6.6% on average. One of the industries that has been positively impacted by tourism industry is souvenir industry, particularly food and culinary, because of the multiplier effect. Food and culinary industry in DIY is largely dominated by bakpia and gudeg, which are also icons of DIY. Nevertheless, based on the field observation, it was found that the other items of food are also chosen and bought by tourists, especially the traditional one. The observation finding was also strengthened by interview with the players in the related industry who stated that the souvenir business, particularly food and culinary, were still prospective and open for the new players especially with the positive growth of DIY's tourism. Based on the survey and interview with the potential customers, it was revealed that the business idea of kering kentang super pedas Supercen as a souvenir from DIY was accepted with price range Rp15.000-Rp25.000 per pack. The product will be channeled through souvenir stores, independent outlet and online. The value proposition is spicy traditional potato chips packed in interesting and representative packaging. The initial investment required is Rp327.359.677. With 10,4% of WACC, the projection of NPV of this business is Rp778.526.590,50, IRR 78%, and its Discounted Payback Period is 1 year 4 months.
Kata Kunci : pariwisata, wisatawan, DIY, Yogyakarta, oleh-oleh, rencana bisnis, makanan, kering kentang super pedas Supercen.