EVALUASI KONSERVASI PREVENTIF PADA TATA PAMER MUSEUM BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA UNIT I DAN II
EVI NOVITA, Dr. Mahirta, M.A.
2016 | Tesis | S2 Ilmu ArkeologiPada hakikatnya konservasi preventif merupakan kegiatan pencegahan yang bertujuan meminimalkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada koleksi. Dalam penerapannya, konservasi preventif memperhatikan 7 leyer pelindung koleksi, yaitu lokasi, lingkungan, bangunan, ruangan, vitrin, koleksi, serta prosedur. Pada masing-masing lapisan harus diwaspadai adanya 10 faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada koleksi yaitu suhu yang tidak tepat, kelembaban udara yang tidak tepat, cahaya, api, air, keamanan, disosiasi, kekuatan fisik, polutan, serta hama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi koleksi yang dipamerkan, nilai penting koleksi yang dipamerkan dan mengevaluasi penerapan konservasi preventif pada tata pamer di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Unit I (selanjutnya disebut MBVY) dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Unit I (Museum Perjuangan Yogyakarta selanjutnya disebut MPY). Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi yang dipamerkan di MBVY dan MPY dapat dikelompokkan menjadi koleksi realia, koleksi replika, dan koleksi visualisasi. Dari 136 koleksi realia yang dipamerkan, 46 koleksi memiliki nilai penting sangat tinggi (skor 4), 26 koleksi dengan nilai penting tinggi (skor 3), 24 koleksi dengan nilai penting sedang (skor 2), dan 40 koleksi merupakan koleksi dengan nilai penting rendah (skor 1). Mayoritas koleksi mengalami penurunan kondisi dan memerlukan penanganan segera. Kerusakan pada koleksi dideteksi disebabkan oleh fluktuasi RH yang tinggi, polutan, intensitas cahaya yang tinggi. Untuk menjaga koleksi yang dipamerkan tetap dalam kondisi baik, maka upaya preventif dilakukan dengan pengelolaan faktor-faktor penyebab kerusakan pada koleksi dan penerapan langkah-langkah pengelolaan risiko. Selain itu, penyusunan SOP tentang tata pamer berwawasan konservasi penting dilakukan supaya tujuan pameran dapat tercapai dan kondisi koleksi tetap terawat baik.
Preventive conservation, in principle, is a protective action which aims to minimize the collection deterioration in display and storage. On its application, preventive conservation pays attention to the seven layers of collection protection, which are: location, environment, building, room, showcase, collection, and procedure. On each layer we have aware of carefully at ten agents of deterioration, they are appropriate temperature and humidity, light, fire, water, security, dissociation, physical force, pollutant, and insect. The aims of this research are to understand the collection�s condition and significance of Fort Vredeburg Museum Unit I (next called MBVY) and Fort Vredeburg Museum Unit II (next called MPY (Perjuangan Museum, Yogyakarta), and also to evaluate the application of preventive conservation in their permanent display. Research shows that the collection displayed in both museums is classified by regalia, replica, and visual collection. From all 136 regalia collection which are displayed, 46 has 4 score (very high) of significance, 26 has 3 score (high) of significance, 24 has 3 score (middle) of significance, and 40 is collection with 1 score (low) of significance. The majority of the collection has been deteriorated condition and require treatment. The deterioration on the collection is caused by high fluctuation of RH, pollutant, light, and the absence of collection support for the collection which has specific contour. To keep the collection on displayed always in a good condition, there is need to managing the factors that cause damage to the collection, as well as implementing risk manajement measures as preventive efforts are needed. In addition, it is important to prepare standart operasional procedures (SOP) for exhibition based on conservation. Thus, the exhibitions purpose�s can be achieved and collection still on well-preserved condition.
Kata Kunci : Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Perjuangan Yogyakarta, konservasi preventif