PESTA TIWAH DAYAK NGAJU: PROSESI, TRANSFORMASI DAN IDENTIFIKASI ELEMEN-ELEMEN SUMBER DAYA BUDAYA PEMBENTUK DAYA TARIK WISATA
CARLOS IBAN, Prof. Ir. T. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D. ; M. Sani Roychansyah, S.T., M.Eng., D.Eng.
2015 | Tesis | S2 MAGISTER ARSITEKTUR PARIWISATASelama berabad-abad, masyarakat Dayak Ngaju beragama Kaharingan melaksanakan ritual Pesta Tiwah, yaitu upacara penguburan sekunder di Kalimantan Tengah. Ritual ini dilaksanakan untuk mengantarkan roh nenek moyang menuju dimensi transenden yang disebut Lewu Tatau. Pesta Tiwah merupakan salah satu tradisi unik yang berkembang menjadi warisan kebudayaan religi masyarakat Dayak Ngaju dan telah mengalami beberapa kali proses transformasi sejalan dengan perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat Dayak Ngaju. Saat ini, Pesta Tiwah beserta kebudayaan Dayak Ngaju semakin tergerus oleh kemajuan arus modernisasi dan globalisasi. Banyaknya akulturasi budaya yang masuk mengakibatkan suku Dayak Ngaju semakin heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keunikan prosesi ritual, transformasi budaya dan elemen-elemen sumber daya budaya dari Pesta Tiwah yang berfungsi sebagai daya tarik wisata. Elemen-elemen sumber daya budaya tersebut dapat dipakai untuk menyusun strategi pengembangan Pesta Tiwah sebagai produk pariwisata di Kalimantan Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penalaran induktif. Tahap analisis data menggunakan interactive model analysis dan triangulasi yang diawali dari pengelompokan data menjadi beberapa tema, yaitu kebudayaan berwujud, kebudayaan tidak berwujud, dan saujana budaya yang ada di daerah observasi. Fakta empiris yang ditemukan berupa prosesi dan transformasi budaya serta elemen-elemen sumber daya budaya yang menjadi daya tarik Pesta Tiwah. Proses komodifikasi budaya dalam konteks industri pariwisata terutama dalam kaitannya dengan masalah pariwisata budaya, sering dianggap memberi dampak negatif, khususnya terjadinya degradasi budaya pada kelompok masyarakat di mana destinasi wisata dikembangkan. Dengan adanya proses komodifikasi dan edukasi budaya antara stakeholder di industri kepariwisataan preservasi Pesta Tiwah diharapkan bisa mendorong proses perubahan dari dampak negatif degradasi budaya menuju ke arah positif. Dengan mempraktikkan dan mempertahankan tradisi-tradisi yang ada dalam Pesta Tiwah, keunikan dan keeksotisan warisan budaya ini dapat terpreservasi dan dikemas menjadi suatu produk wisata yang menarik konsumen di industri pariwisata modern.
Over the centuries, the indigenous people of Dayak Ngaju with Kaharingan religious performs the rite of Tiwah Feast, a secondary funeral ceremony in Central Kalimantan. The rite is held to bring the spirits of ancestors to the trancendental space called Lewu Tatau. Tiwah Feast is one of the unique tradition that evolves into the cultural heritage of the Dayak Ngaju religion and has several process of transformations in line with changes of the sosio-culture of Dayak Ngaju. Nowadays, Tiwah Feast of Dayak Ngaju and their culture are eroded increasingly by the current progress of modernization and globalization. The numbers of cultural acculturation has made Dayak Ngaju people became more heterogeneous. The objectives of this research will explain the uniqueness of the rite procession, the transformation of culture, and the elements of cultural resources of Tiwah Feast which serves as a tourist attraction. The elements of the cultural resources can be used to create the development strategies of Tiwah Feast as a tourism product in Central Kalimantan. This research used qualitative method with inductive reasoning. Data analysis of this research used Interactive Model Analysis and Triangulation. The analysis starts with grouping data into several themes, which are the tangible cultural theme, intangible cultural theme, and cultural landscape theme in the area of research observation. The empirical facts are found in forms of the procession, the cultural transformation, and the elements of cultural resources as main attractions of Tiwah Feast. The processes of cultural commodification in the context of the tourism industry, especially in relation to issues of cultural tourism, are often considered to have some negative impacts, specifically the degradation of culture in communities where the tourist destinations are developed. With the process of commodification and cultural education between the stakeholder in the tourism industry, the preservations are expected to encourage the process of change from negative impacts of cultural degradation to the positive side. With practices and maintain the traditions that exist in the Tiwah Feast, uniqueness and cultural heritage can be preserved and packed into attractive products for tourist consumers in the modern tourism industry.
Kata Kunci : Pesta Tiwah, Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah, Sumber Daya Budaya, Daya Tarik Wisata