Perkembangan Gagasan dan Perubahan Bentuk Serta Kreativitas Tari Kontemporer Indonesia (Periode 1990-2008)
EKO SUPRIYANTO, S.SN. MFA, Prof.Dr. Timbul Haryono, M.Sc
2015 | Disertasi | S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaTari kontemporer merupakan tari yang membawa spirit pembaruan.Walaupuntari kontemporer berasal dari barat, bahkan banyak dari penari Indonesia belajar tari kontemporer di Amerika, tetapi mereka tidak serta merta berpatokan pada kontekstual barat.Mereka mengangkat seni tradisi Indonesia untuk membuat tari kontemporer dengan nuansa yang berbeda dari Amerika dan Eropa. Atas apa yang mereka bawa, kemudian berkembang menjadi tari kontemporer Indonesia. Para penari Indonesia mempelajari tari komtemporer Indonesia dan mengolahnya dengan gaya dan ekspresi mereka masing-masing.Penelitian ini berfokus pada lima orang koreografer, yakni: Martinus Miroto, Mugiyono Kasido, Hartati, Jecko Siompo dan Eko Supriyanto.Penelitian ini,akan membahasaspek-aspek perkembangan gagasan, perubahan bentuk serta kreativitas para seniman tari kontemporer Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengandalkan studi kepustakaan, wawancara mendalam, serta observasi langsung ke praktik kekaryaan dan kreativitas tari untuk mendapatkan data. Penelitian ini bersifat multidisiplin, maka itu penulis menggunakan beberapa teori untuk mengupas permasalahan, seperti etnokoreologi, habitus milik Pierre Bourdieu, dan tentu kajian pertunjukan dari Sal Murgiyanto atas empat penari kontemporer sebelumnya. Berdasarkan data dan analisis data, hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa koreografer pada masa kini telah menjadikan riset sebagai dasar penciptaan karya mereka. Praktek Participation Action Research (PAR) dilakukan untuk lebih menghayati proses pembaruan sebuah tradisi. Pelaku PAR mengunjungi kebudayaan baru, berbaur dengan komunitasnya, menghayati, dan menjadi partisipan aktif dalam pola hidup sehari-hari masyarakat. Selain itu, dasar penemuan idiom tradisi juga terbentuk karena habitus para penari atas keadaan yang terjadi di sekitarnya, bahkan memberikan pengalaman ketubuhan bagi para penari. Penari kontemporer kini telah mempunyai metode dalam pencapaian kreativitas mereka, praktik ketubuhan yang dibalut dengan eksplorasi pencarian unsur budaya sebagai idiom gerak dari karya tari penari kini. Hal tersebut semakin kuat dengan banyaknya kegiatan dan festival tari, sehingga tari kontemporer yang terbalut tradisi menjadi lebih kokoh dalam pertunjukannya.
Contemporary dance is a dance that, in the form of the spirit of renewal. The spirit of Renewal in the dance was brought by dancers Bagong Kusudiardjo, Sardono W. Kusuma and Wisnoe Wardana to Indonesia. Although these dancers studied in America, they did not necessarily rely on what was happening there, because they were raised in Indonesian traditions to create contemporary dance with different shades of American and European aesthetics. What they later created became Indonesian contemporary dance. With a focus on four choreographers, Martinus Miroto, Mugiyono Kasido, Hartati, and Jecko Siompo, a study entitled Development and Conversion of Contemporary Dance and Creativity in Indonesia 1990-2008 period, sought to find aspects of development and change, as well as the creativity of Indonesian contemporary dance scenes throughout the world. This study used a qualitative method, relying on literature study, in-depth interviews, and direct observation and practice within dance workmanship and creativity to obtain data. After the data analyzed, the result was that the choreographers of this period have create research as a tool and the basis for the creation of their work Practice Participation Action Research (PAR), conducted to better appreciate the process of the renewal of a tradition. Participants of PAR visit the cultures, mingle with the community, live, and become an active participant in the pattern of people's daily life. In the other hands the basic of acknowledgment on their tradition will create habitus on the dancers, which support by their communities and embodied on they're bodily trained. Indonesian contemporary dancers now conduct their method on their creativity achievement, embodiment practice that bond with searching and exploring the cultural roots as an idiom of movement on their new dances. These activities grow stronger with many festivals that delivered contemporary dance on recognizing tradition within their performances.
Kata Kunci : tari kontemporer, participation action research, habitus, ketubuhan, festival tari.