Laporkan Masalah

OTONOMI DAN INTERDEPENDENSI DALAM TATA KELOLA FESTIVAL FILM DI DIY:Studi Kasus Praktik Tata Kelola Festival pada Festival Film Indie Yogyakarta-Pekan Film Yogyakarta (FFIY-PFY), Festival Film Pelajar Jogja(FFPJ), Festival Film Dokumenter (FFD),dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Tahun 2009-2013

IMAM KARYADI ARYANTO, Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni

2015 | Tesis | S2 Administrasi Publik

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tujuan pembangunan jangka panjang daerah sebagai pusat kebudayaan terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025. Salah satu potensi kebudayaan yang dapat dioptimalisasi dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan pelaksanaan festival film berbasis kota/ daerah yang mumpuni dengan skala global. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik tata kelola festival film di DIY. Eksplorasi tersebut terkait dengan aspek otonomi dan interdependensi yang dioperasikan dalam tata kelola festival film di DIY antara organisasi festival masyarakat sipil dan pemerintah daerah. Lokus penelitian ini adalah tata kelola yang dilaksanakan Festival Film Indie-Pekan Film Yogyakarta, Festival Film Pelajar Jogja, Festival Film Dokumenter, dan Jogja-Netpac Asian Film Festival,. Kerangka teoritik yang dikembangkan dalam penelitian ini mengelaborasikan pemikiran festival film (de Valck, 2007), perspektif governance (Rhodes, 1996; 2007;Kooiman, 2003) dan peluang interpenetrasi (Munch,1981). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus dan bersifat eksploratori. Penelitian kualitatif ini menemukan festival film di DIY berangkat dari inisitatif masyarakat sipil maupun pemerintah daerah yang dikelola secara otonom atau swa-tata kelola. Adapun interaksi interdependensi intensional terjadi antar pelaku festival film masyarakat sipil-pemerintah daerah untuk mempertukarkan sumber daya dan mempraktikkan aturan main/ instrumentasi tata kelolanya. Proses interaksi tata kelola festival film di DIY menjadi interaksi struktural dimana pertukaran kepentingan, nilai dan sumber daya terjadi dalam kerangka interpenetrasi untuk saling memperkuat satu sama lain. Interpenetrasi tersebut dapat menjadi cara untuk mengoperasikan tujuan kolektif menjadi tindakan/ aksi kolektif pengembangan festival Interdependensi terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Proses interaksi tersebut terkait dengan proses pembentukan jaringan kebijakan tata kelola festival film di DIY.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) has a long-term development goal as a leading cultural center in Southeast Asia in 2025. Global scale city-based film festival is a cultural potential which can be optimized to achieve the goal. This qualitative study aims to explore governance practices of film festival in Daerah Istimewa Yogyakarta. The exploration of study related to aspects of autonomy and interdependence which operated by civil society-local government on the governance of the film festival in Daerah Istimewa Yogyakarta. The locus of this research is carried out governance of Festival Film Indie Yogyakarta-Pekan Film Yogyakarta, Festival Film Pelajar Jogja, Festival Film Dokumenter and Jogja-Netpac Asian Film Festival. This study elaborates term of film festival (de Valck, 2007), the perspective of governance (Rhodes, 1996; 2007; Kooiman, 2003) and the opportunities interpenetration (Munch, 1981) as theoretical framework. This study used an exploratory case study strategy. This qualitative study found the film festival in Daerah Istimewa Yogyakarta started by the initiative of autonom civil society and local governments. The festivals are managed by self governance. The intentional interdependence interaction occurs between the film festival actors of civil society and government. The interaction exchange resources and practice the rules of the game or instrumentation governance. The process of interactive governance on the film festival is developed into a structural interpenetration in which the exchange of interests, values and resources occurs within the framework to reinforce each other. The interpenetration might be a way to operate the purpose of collective into collective action. Interdependence on the film festivals occurs directly or indirectly. The interactive governance process associated with the process of policy network on governance of film festival in Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata Kunci : Festival Film, tata kelola, governance, otonomi, interdependensi; Film festival, governance, autonomy, interdependence.

  1. S2-2015-357587-abstract.pdf  
  2. S2-2015-357587-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-357587-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-357587-title.pdf