ILUMINASI NASKAH SERAT AMBIYA: FUNGSI DAN MAKNANYA
M. IBNAN SYARIF, Prof. Dr. Timbul Haryono, M. Si.; Prof. Drs. SP Gustami, S.U.
2015 | Disertasi | S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaPenelitian disertasi ini bertujuan: Pertama, menemukan wujud sintesis antara unsur-unsur budaya Jawa pra-Islam dengan unsur-unsur Islam pada bentuk, corak, fungsi, dan makna iluminasi naskah Serat Ambiya. Kedua, menemukan fungsi penerapan iluminasi dalam naskah Serat Ambiya. Ketiga, menemukan makna iluminasi atau relasi antara iluminasi dan isi naskah Serat Ambiya. Karena masalah dalam penelitian ini lebih menekankan pengungkapan bentuk dan makna, maka strategi penelitian yang sesuai adalah penelitian kualitatif. Sasaran penelitian difokuskan pada Naskah Serat Ambiya hasil skriptorium HB V koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Terkait dengan data tekstual dan kontekstual iluminasi, pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik observasi secara teliti, studi dokumen, dan wawancara mendalam. Analisis akan dilakukan menggunakan teori estetika, perubahan budaya, fungionalisme, dan semiotika. Analisis dilakukan secara interaktif melalui langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjakkan bahwa: Pertama, naskah Serat Ambiya skriptorium Hamengku Buwana V merupakan naskah yang memiliki iluminasi sangat indah. Iluminasi terdiri dari pola wadana renggan (bangun berulang) dan wadana gapuran (gapuran atau gerbang) dengan bentuk yang beragam, yang diletakkan pada pergantian episode ceritera. Akulturasi budaya Jawa dan Islam memunculkan bentuk wadana gapuran dan ornamen bermotif fauna dan manusia, yang membuktikan bahwa tidak hanya bagian iti kebudayaan yang sulit berubah dalam proses akulturasi, namun bagian luar atau fisik kebudayaan juga sulit untuk berubah. Kedua, iluminasi dibuat untuk memenuhi fungsi personal yaitu sebagai wahana untuk mengungkapkan ekspresi keindahan bagi penciptanya, dan fungsi sosial, meliputi fungsi spiritual, yakni meningkatkan nilai spiritual naskah, fungsi edukatif, yaitu meningkatkan daya tarik untuk mempelajari naskah, mengkomunikasikan pesan dalam teks melalui luminasi, dan fungsi politik yaitu meneguhkan kedudukan raja dan membuktikan raja sebagai pewaris budaya kerajaan Mataram zaman Kartasura, serta fungsi fisik yaitu untuk memperindah penampilan fisik naskah. Ketiga, Iluminasi dalam naskah Serat Ambiya skriptorium HB V menjadi penanda setiap awal pupuh, dan memiliki makna sebagai pintu masuk menuju teks yang dianggap suci, yang pada dasarnya berisi tuntunan ke jalan yang lurus atau jalam ilahiyah
This dissertation aims: First, to find the synthesis form between elements of pre-Islamic Javanese with Islamic elements on the form, style, function, and the meaning of the Serat Ambiya script illumination. Second, to find the application of illumination on Serat Ambiya script. Third, to find the meaning of illumination or relation between illumination and the contents of Serat Ambiya script. This research emphasis on the disclosure of form and meaning, so that the appropriate research strategy is qualitative. The objectives of the research focuses on Serat Ambiya script that is the result of HB V scriptorium from Sonobudoyo Museum Yogyakarta. Associated with textual and contextual illumination data, data collection is carried on by observation technique which is performed carefully, study documentation, and in depth interviews. The analysis will performed using theory of aesthetics, cultural change, fungsionalism and semiotics. The analysis is conducted interactively through data reduction, data representation, and conclusion or verification. Research result shows that: First, Serat Ambiya script of Hamengku Buwono V scriptorium is a script that has very beautiful illumination. The Illumination consists of wadana renggan (repetiton shape) and wadana gapuran (gapuran or the gate) with shape variations put on the successive episodes of the story. Acculturation of Javanese and Islamic culture rises wadana gapuran form and also fauna and man ornament proves that not only the essence of culture is hard to change in acculturation proccess but outer part or physical culture is difficult to change. Second, Illumination is created to fulfill the personal function as the creator expresses the beauty and social function including its spiritual such as increasing spiritual value, educative function such as increasing the attractiveness of studying the manuscript, communicating text message through illumination as well as political function of confirming of the position of the king and the king as heir of the Kartasura Mataram kingdom, and physical function is to beautify the physical appearance of the manuscript. Third, Illumination on Serat Ambiya script of HB V scriptorium becomes a marker of each stanza (pupuh) and has meaning as the entrance of sacred text which basically contains the guidance to the straight or Illahiyah way.
Kata Kunci : iluminasi, naskah, fungsi, dan makna (illumination, script, function, and meaning)