FAKTOR BENTUK KOTA DAN NON-BENTUK KOTA DALAM PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI KOMUTER DI KECAMATAN SEWON DAN KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL
DWI PURYANINGSIH, Yori Herwangi, ST., MURP
2015 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPertumbuhan wilayah di daerah perkotaan yang lebih cepat dibandingkan dengan wilayah lain menyebabkan pemusatan fasilitas di pusat kota. Pemusatan fasilitas tersebut menarik terjadinya pergerakan penduduk dari daerah pinggiran menuju pusat kota untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat disediakan seperti lapangan pekerjaan yang lebih bervariasi. Untuk mendukung pergerakan tersebut tentunya diperlukan moda transportasi yang sesuai dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi yang akan digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemilihan moda transportasi yang dilakukan oleh komuter serta faktor bentuk kota dan non-bentuk kota yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sewon dan Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul dengan pertimbangan beberapa karakteristk wilayah. Dalam pelaksanaanya survei dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara langsung kepada responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 270 orang. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kuantitatif kualitatif dengan metode analisis statistik deskriptif dan regresi logit binomial. Analisis ini dilakukan menggunakan tingkat kepercayaan 90%. Hasil penelitian menunjukan bahwa komuter yang bermukim di Kecamatan Sewon dan Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul cenderung menggunakan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor untuk menuju tempat kerja. Selanjutnya, persamaan regresi yang didapatkan dari perhitungan regresi logit adalah g(x) = -2,821 - 0,699 (X1) - 1,095 ( X2) + 0,030 (X3) + 0,0868 (X4). Dimana X1 merupakan Jenis Pekerjaan, X2 adalah Kepemilikan SIM, X3 adalah waktu tempuh (menit), dan X4 adalah keterjangkauan dengan kendaraan umum (km). Hasil persamaan regresi menjelaskan bahwa semakin dekat (0,5km) jarak tempat tinggal dengan jalur kendaraan umum akan mengurangi 3,6% penggunaan kendaraan pribadi. Kemudian, semakin cepat (10 menit) waktu tempuh dari kendaraan umum akan mengurangi 3,0% penggunaan kendaraan pribadi. Sedangkan dilihat dari kepemilikan SIM, seseorang yang tidak memiliki SIM akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sebesar 9,3% dibandingkan dengan seseorang memiliki SIM. Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa faktor bentuk kota dan non-bentuk kota yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan moda transportasi komuter di Kecamatan Sewon dan Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul adalah keterjangkauan tempat tinggal dengan jalur kendaraan umum, kepemilikan SIM dan waktu tempuh. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara ditemukan faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan kendaraan pribadi. Faktor temuan tersebut adalah fleksibilitas kendaraan umum dan biaya transportasi.
Growth areas in urban areas faster than other regions causing facilities concentration in the downtown. Facilities concentration attracts the movement of population from the suburbs to the downtown to fulfill the needs that cannot be provided as a more varied job. To support such movement, it would be needed an appropriate of transport mode. There are several factors that influence the selection of transportation mode to be used. The objectives of this study are to determine the behavior of the transportation mode choice made by the commuters and influenced factors of urban form and non-urban form. This research was conducted in Sewon and Bantul, Bantul regency with the consideration of region characteristics. The survey implementation conducted with questionnaires and interviews directly to the respondent. The sampling technique used in this research is accidental sampling with the number of respondents are 270 samples. This study uses deductive quatitative qualitative and descriptive statistical analysis method and binomial logic regression. The analysis was performed using 90% confidence level. The results showed that commuters who live in Bantul tend to use private vehicles, especially motorcycles for working. Furthermore, the equation of regression obtained from the log it regression calculation is g (x) = -2.821 - 0.699 (X1) - 1,095 (X2) + 0,030 (X3) + 0.0868 (X4). Where X1 is the job type, X2 is a SIM ownership, X3 is the travel time (minutes), and X4 is affordability with public transportation (km). The results of the regression equation explain that the distance of a residence with public transport lines are getting shorter (0,5km) will reduce to 3.6% use private vehicles. Then, the faster travel time (10 minutes) of public transport will reduce 3.0% use private vehicles. Meanwhile the views of the ownership of the SIM, someone who does not have a SIM will reduce the use of private vehicles by 9.3% compared to a person's driver's license. The conclusion of this study explains that the factor of the urban form and non-urban forms which has significant effect on the selection of transportation modes for commuters in Sewon and Bantul, Bantul regency is the affordability of a residence with public transportation lines, SIM ownership and travel time. In addition, based on the interviews, there are several factors that influence someone to use private vehicles, they are the flexibility of public transport and transport costs.
Kata Kunci : Pemilihan moda transportasi, komuter, faktor bentuk kota dan faktor non-bentuk kota