GENDER PERFORMATIVITY DI ERA DIGITAL: ANALISIS WACANA KRITIS TOMBOI DALAM MEDIA SOSIAL TIKTOK @bobut08

ELIYA AZZAHRA AZIZ, R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si.

2025 | Skripsi | Sosiologi

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan representasi identitas tomboi dalam akun TikTok @bodut08 serta menganalisis bagaimana konten-konten tersebut dapat mendisrupsi wacana gender dominan. Analisis penelitian ini menggunakan teori representasi Stuart Hall (2003) dan diperdalam dengan teori performativitas gender Judith Butler (1999). Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk (1983) dengan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa representasi tomboi yang ditampilkan oleh Bodut, selaku kreator konten dalam akun TikTok @bodut08, hadir dalam empat bentuk situasi representatif: (1) resistensi terhadap citra feminitas, (2) adaptasi terhadap norma gender heteronormatif, (3) kejantanan sebagai cerminan maskulinitas, dan (4) eksistensi tomboi dalam ruang publik yang tergenderisasi. Hasil analisis terhadap temuan-temuan ini menunjukkan bahwa kemampuan @bodut08 dalam memainkan simbol-simbol gender melalui kontennya dapat membentuk ruang agensi, di mana identitas gender tidak dipahami sebagai sesuatu yang tetap dan esensial, melainkan diproduksi secara dinamis melalui pengulangan simbolik dan praktik representasi dalam ruang sosial yang kompleks. Secara tidak langsung, @bodut08 turut mengintervensi wacana dominan mengenai konstruksi perempuan dan feminitas di media digital TikTok. Ia mencerminkan bentuk performativitas yang subversif melalui tindakan-tindakan berulang yang di permukaannya tampak mengikuti struktur konvensional, tetapi pada saat yang sama memiliki potensi untuk mendisrupsi dan menggoyahkan batas-batas gender yang mapan dari dalam sistem representasi itu sendiri.

This study aims to examine the representation of tomboy on the TikTok account @bodut08 and to analyze how the content disrupts dominant gender discourse. The analysis draws on Stuart Hall’s (2003) theory of representation and is further supported by Judith Butler’s (1999) theory of gender performativity. The method employed is critical discourse analysis, based on the model developed by Teun A. van Dijk (1983), with a qualitative approach. The findings show that the tomboy identity represented by Bodut, the content creator behind @bodut08, appears in four representative situations: (1) resistance to femininity, (2) adaptation to heteronormative gender norms, (3) tomboy masculinity as a reflection of manliness, and (4) the existence of tomboys in gendered public spaces. The analysis indicates that @bodut08’s ability to play with gender symbols through her content creates a space of agency, where gender identity is not understood as fixed or essential, but rather as something produced dynamically through symbolic repetition and representational practices within a complex social context. Indirectly, @bodut08 intervenes in dominant discourses on the construction of womanhood and femininity in digital media, particularly on TikTok. She reflects a form of subversive performativity through repeated actions that may appear to follow conventional structures on the surface, but at the same time hold the potential to disrupt and challenge established gender boundaries from within the representational system itself.

Kata Kunci : tomboi, maskulinitas perempuan, maskulinitas, feminitas, gender, representasi, perfromativitas gender, TikTok.