Laporkan Masalah

Museum Kota Lama Surabaya dengan Pendekatan Adaptive Reuse

NI MADE GANGGADEWI WIDYESWARI, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD.

2025 | Skripsi | ARSITEKTUR

Surabaya sebagai kota metropolitan selalu berupaya mengembangkan fasilitas kotanya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman ditinggali untuk penduduknya. Citra kota besar yang dimiliki Surabaya menuntut perkembangan kota di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kota Surabaya mulai mengerjakan proyek-proyek pengadaan dan perawatan destinasi wisata dengan tujuan supaya penduduk Surabaya tidak lagi perlu keluar kota hanya untuk berlibur. Destinasi wisata kota ini beragam, dari wisata alam, perbelanjaan, kuliner, pendidikan, olahraga, MICE, hiburan, hingga yang baru-baru ini dikerjakan, wisata budaya dan sejarah. Diresmikannya Kota Lama Surabaya sebagai destinasi wisata membuka peluang besar bagi kawasan ini—yang tadinya didominasi perkantoran—untuk dikembangkan ke sektor pariwisata. Di samping fokusnya pada sektor pariwisata, pengembangan kawasan ini diarahkan juga untuk dapat mempromosikan nilai budaya dan sejarah yang dimiliki Kota Lama Surabaya. Museum sebagai tipologi yang meleburkan fungsi edukasi dan rekreasi merupakan tipologi yang tepat untuk dapat memperkuat identitas Kawasan Kota Lama Surabaya

Banyaknya Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang ditinggalkan dan tidak terawat di kawasan ini menjadi isu penting yang perlu ditanggapi. Nilai penting yang dimiliki BCB perlu diterjemahkan ulang supaya kembali menjadi relevan di masa sekarang dan mendatang. Dengan melakukan adaptive reuse, selain mengembalikan relevansi BCB, penyampaian nilai budaya dan sejarah dari kawasan ini dapat dituangkan dalam bentuk bangunan yang mampu melibatkan pengguna secara langsung.

Surabaya as a metropolitan city always strives to develop its city facilities to create a comfortable environment to live in for its population. Surabaya's big city image demands the development of the city in various sectors, including tourism. In recent years, the Surabaya City Government has begun working on projects to provide and maintain tourist destinations. The aim is that Surabaya residents no longer need to leave the city just for a vacation. The city's tourism destinations range from nature, shopping, culinary, education, sports, MICE, entertainment, to the more recent—cultural and historical tourism. The launching of Kota Lama Surabaya as a tourist destination opens up a huge opportunity for this area - which was previously dominated by offices - to be developed into the tourism sector. In addition, the development of this area is also intended to promote the cultural and historical values of Kota Lama Surabaya. Museum as a place that combines educational and recreational functions is the right typology to strengthen the identity of Kota Lama Surabaya.

The number of abandoned and unmaintained cultural heritage buildings in this area is an important issue that needs to be addressed. The importance of heritage buildings needs to be reinterpreted so that they become relevant in the present time as well as in the future. By conducting adaptive reuse, in addition to restoring the relevance of these heritage buildings, the delivery of cultural and historical values from this area can be expressed in the form of a building that is able to involve users directly.

Kata Kunci : museum, Kota Lama Surabaya, cagar budaya, adaptive reuse

  1. S1-2025-473302-abstract.pdf  
  2. S1-2025-473302-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-473302-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-473302-title.pdf