American Dream Dalam Perspektif Perempuan Diaspora Amerika: Kajian Dekonstruksi Karya RF Kuang

Rifqi Akbar, Prof. Dr. Ida Rochani Adi, S.U.

2025 | Tesis | S2 Sastra

American Dream merupakan sebuah deklarasi mimpi yang terlihat menjanjikan bagi para imigran untuk bermukim di negara Amerika Serikat. Mimpi ini menjadi landasan konstitusi Amerika untuk menggapai kebebasan dan kesetaraan bagi semua penduduk AS dicetuskan sejak abad ke-18 hingga saat ini. Namun, mimpi yang diusung kulit putih ini menjadi tumpuan hidup bagi para imigran. Akan tetapi, seiring waktu berjalan mimpi ini menyebabkan Amerika Serikat mulai dihuni oleh para imigran dari berbagai ras dan etnik. Pertanyaan yang muncul adalah apakah American dream yang digagas, terlihat sama oleh para kaum non-kulit putih. Mimpi inilah yang membuat para imigran non-kulit putih dapat bertahan hidup walaupun harus berkontestasi dengan supremasi kulit putih. Melalui Derrida, konsep American dream ini diinterpretasi ulang oleh para penulis diaspora Amerika.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-induktif yaitu pembacaan dekonstruksi dalam membaca karya-karya penulis Tionghoa-Amerika. Rebecca F Kuang merupakan seorang penulis dan imigran Tionghoa yang bernaung di Amerika Serikat. Sebagai penulis fiksi kontemporer, Kuang menghasilkan sastra transnasional yang diusung melalui lima karyanya yaitu Trilogi Poppy War (2018-2020), Babel: An Arcane History (2022), dan Yellowface (2023). Setiap perlikuan tulisannya, Kuang menarasikan novelnya dengan rasisme, pemberangusan anak dan pemerkosaan wanita, hingga identitas yang dialienasi melalui kejahatan berbahasa. Selain itu, narasi pengungkapan historis-tragis Tiongkok abad ke-19 pada industri perbukuan Amerika sehingga karya-karyanya dianggap media sebagai perusak tatanan dan sejarah supremasi kolonialisme dan bangsa kulit putih yang diberdayakan sebagai diversitas yang mengangkat polemik globalisasi terutama penindasan pada Kuang teridentifikasi sebagai etnisitas perempuan Tionghoa di Amerika (ornamentalis). 

Hasil penelitian ini adalah menunjukan adanya mitos American dream berdampak pada popularitas karya Kuang yang mengonstruksi mitos Chinese dream melalui medium speculative fiction, silkpunk aesthetic, konstruksi laki-laki dan perempuan Tionghoa, serta kritik ornamentalisme dalam karyanya berhasil menciptakan adanya representasi pergulatan keberadaan diaspora, namun juga merepresentasikan karya sastra diaspora sebagai media konstruktif sekaligus komoditas bagi penerbitan Amerika yang menyirkulasi suara kelompok minoritas penduduk Asia terhadap peradaban kulit putih.

American Dream is a dream that seems promising for immigrants to settle in the United States. This dream is the basis of the American constitution to achieve freedom and equality for all US citizens from the 18th century to the present. However,this dream carried by white people became the foundation of life for the immigrants. Nevertheless, this dream caused the US to be inhabited by immigrants from various races and ethnicities. The question that arises is whether the American dream was initiated, looks similar to non-white people. This dream is what made it possible to survive even though they had to contest with white supremacy. Through Derrida’s lens, the concept of the American dream is reinterpreted by American diaspora writers.

This study uses a qualitative-inductive method, with a comprehensive deconstructive reading while reading the works of Chinese-American writers. Rebecca F Kuang is a Chinese writer and immigrant who lives in the US. As a contemporary fiction writer, Kuang produces transnational literature which is carried through her five works, namely the Poppy War Trilogy (2018-2020), Babel: An Arcane History (2022), and Yellowface (2023). In each twist of her writing, Kuang narrates her novel with racism, child abuse and female rape, to alienated identities through language crimes. In addition, the narrative of the historical-tragic disclosure of 19th-century China in the American book industry so that her works are considered by the media as destroyers of the order and history of colonial supremacy and the white nation which is empowered as diversity that raises the polemic of globalization, especially oppression of Kuang identified as ethnic Chinese women in America (ornamentalist).

This research shows that the existence of the myth of the American dream has an impact on the popularity of Kuang's work which constructs the myth of the Chinese dream through the medium of speculative fiction, silkpunk aesthetics, the construction of Chinese men and women, and ornamentalism criticism in his work successfully creating a representation of the struggle of the existence of the diaspora, but also represents diaspora literary works as a constructive medium as well as a commodity for American publications that circulate the voices of minority groups of Asian populations against white civilization.

Kata Kunci : Dekonstruksi, Mimpi Amerika, Fiksi Spekulatif, Ornamentalisme.