Menari di Ambang Batas: Tari Iyo-Iyo dalam Kenduri Sko sebagai Praktik Liminal dan Performatif
Anzal Zikri, Dr. G.R. Lono Simatupang, M.A. ; Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M.Hum
2025 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaTari Iyo-Iyo adalah tari tradisional yang menjadi bagian penting dalam upacara Kenduri Sko, yaitu ritual pengangkatan pemimpin adat pada masyarakat Kerinci. Tarian ini dibawakan oleh Perempuan tua mengiringi setiap prosesi dalam upacara, berfungsi bukan hanya sebagai ekspresi estetis, tetapi juga menjadi bagian sentral dalam prosesi pengukuhan gelar adat bagi kaum laki-laki. Menerapkan teori liminalitas dari Victor Turner serta kajian pergelaran dari Richard Schechner, penelitian ini menyoroti praktik liminal dan performatif tari Iyo-Iyo menjadi media transformasi sosial dan spiritual dalam konteks ritual adat Kerinci. Dalam ruang ritus Kenduri Sko, para penari menunjukkan tubuh dan suara secara aktif, melampaui norma sosial keseharian yang cenderung membatasi Perempuan dalam norma adat. Melalui ekspresi gerak dan vokal, para perempuan menjadi agen transendental dalam ruang sakral, sekaligus menyuarakan spiritualitas dan kesadaran kolektif masyarakat adat Kerinci. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi Iyo-Iyo mengesahkan peralihan status laki-laki menjadi tokoh adat, tari Iyo-Iyo sebagai media negosiasi kekuasaan adat dan gender dan tari Iyo-Iyo menjaga ketahanan budaya Kerinci.
Iyo-Iyo dance is a traditional dance that is an important part of the Kenduri Sko ceremony, the ritual appointment of traditional leaders in Kerinci society. The dance is performed by older women and accompanies every procession in the ceremony, functioning not only as an aesthetic expression, but also as a central part of the procession of the inauguration of traditional titles for men. Using Victor Turner's theory of liminality and Richard Schechner's performance studies, this research highlights the liminal and performative practices of Iyo-Iyo Dance as a medium for social and spiritual transformation in the context of Kerinci's traditional rituals. In the space of the kenduri sko ritual, the dancers actively perform their bodies and voices, transcending daily social norms that tend to limit women within customary norms. Through movement and vocal expression, women become transcendental agents in sacred space, while voicing the spirituality and collective consciousness of the Kerinci indigenous people. This research uses descriptive qualitative methods through participatory observation, interviews, and documentation. The results showed that the performance of Iyo-Iyo legitimizes the transition of male status into traditional leaders, Iyo-Iyo dance as a media for negotiating customary power and gender and Iyo-Iyo Dance maintains the resilience of Kerinci culture
Kata Kunci : Tari Iyo-Iyo, Kenduri Sko, Liminalitas, Kajian Pergelaran, Kerinci