Subjektivitas Tokoh Mantisa dalam Novel Buku Panduan Matematika Terapan Karya Triskaidekaman Kajian Psikoanalisis Lacan

Aisyah Akhlaqul Karimah, Dr. Pujiharto, M.Hum.

2025 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini mengkaji proses pembentukan subjek dan bentuk-bentuk hasrat yang dialami tokoh Mantisa dalam novel Buku Panduan Matematika Terapan karya Triskaidekaman melalui kacamata teori psikoanalisis Jacques Lacan. Menurut Lacan, subjektivitas manusia dikonstruksi melalui tiga fase utama: riil, imajiner, dan simbolik. Setiap fase mengungkap dinamika hasrat sebagai dorongan yang muncul dari rasa kekurangan. Lacan mengkategorikan hasrat menjadi dua bentuk utama: anaklitik dan narsistik, yang masing-masing dibagi lagi menjadi tipe aktif dan pasif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan menerapkan analisis metafora dan metonimi untuk mengidentifikasi penanda hasrat dalam teks novel. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Mantisa mengalami transisi subjektivitas dari keutuhan dalam fase riil, ke fragmentasi identitas dalam fase imajiner, dan akhirnya ke dalam struktur bahasa dan masyarakat dalam fase simbolik. Dalam proses ini, Mantisa memperlihatkan dua bentuk utama hasrat: hasrat untuk menjadi, yakni untuk diakui sebagai subjek oleh Yang Lain; dan hasrat untuk memiliki, yakni keinginan untuk memiliki atau mengendalikan Yang Lain. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa dinamika hasrat memainkan peran penting dalam membentuk identitas tokoh dan penting untuk memahami ketegangan eksistensial yang dialaminya.

This study examines the process of subject formation and the forms of desire experienced by the character Mantisa in the novel Buku Panduan Matematika Terapan by Triskaidekaman through the lens of Jacques Lacan's psychoanalytic theory. According to Lacan, human subjectivity is constructed through three main phases: the riil, the imaginary, and the symbolic. Each phase reveals the dynamics of desire as a drive that arises from a sense of lack. Lacan categorizes desire into two main forms: anaclitic and narcissistic, each of which is further divided into active and passive types. This research employs a descriptive qualitative method and applies metaphor and metonymy analysis to identify the markers of desire within the novel's text. The findings show that Mantisa undergoes a transition in subjectivity from the wholeness in riil phase, to the fragmentation of identity in the imaginary phase, and finally into the structure of language and society in the symbolic phase. In this process, Mantisa displays two primary forms of desire: the desire to be namely, to be recognized as a subject by the Other; and the desire to have namely, the wish to possess or control the Other. These findings suggest that the dynamics of desire play a crucial role in shaping the character's identity and are essential to understanding the existential tension she experiences.

Kata Kunci : Subjektivitas, Hasrat, Riil, Imajiner, Simbolik