Pendekatan Strategis dalam Memperkuat Inbound Mobility Perguruan Tinggi untuk Mendukung Pencapaian Visi Indonesia Maju 2045
Wa Ode Siti Latifatul Malik, Puguh Prasetyo Utomo, S.IP., M.P.A., Ph.D.
2025 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Naskah kebijakan ini mengkaji pendekatan strategis yang diperlukan untuk meningkatkan mobilitas masuk sivitas akademik dalam institusi pendidikan tinggi di Indonesia sebagai upaya untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Walaupun Indonesia terus berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan juga fokus pada upaya internasionalisasi, Indonesia kesulitan untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa asing yang pada akhirnya membatasi potensi manfaatnya terhadap peningkatan kualitas dan penciptaan iklim inovasi di lingkungan perguruan tinggi. Data yang dikumpulkan dari desk studies dianalisis dengan pseudo-evaluation dan dikomparasikan dengan strategi internasionalisasi Australia, Korea Selatan, dan Turki. Hasil analisis hierarkis menemukan bahwa Indonesia memiliki 3 meta masalah yaitu rendahnya kualitas pendidikan tinggi, strategi internasionalisasi yang tidak efektif dan efisien, serta kebijakan imigrasi yang kurang akomodatif. Penulis menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi inefisiensi dan inefektivitas strategi internasionalisasi untuk menghindari pemborosan sumber daya, khususnya terkait repetisi tujuan formal program-program beasiswa yang telah dimiliki Indonesia yang tidak memprioritaskan peningkatan mahasiswa asing atau peningkatan kedudukan perguruan tinggi di kancah global.
Naskah kebijakan ini mengusulkan tiga alternatif utama untuk mengoptimalkan sumber daya yaitu mempertahankan status quo, memberikan beasiswa non-degree dengan skema academic exchange, dan memberikan beasiswa degree dengan specified subjects. Evaluasi menyeluruh dari aspek konsekuensi dengan theory mapping, dan potensi implementasi menggunakan 4 kriteria evaluasi Patton dan Sawicky menunjukkan bahwa beasiswa untuk non-degree skema academic exchange merupakan pilihan alternatif yang paling menguntungkan dengan mampu memberikan manfaat substansial lainnya dalam jumlah penerimaan mahasiswa, pemeringkatan perguruan tinggi, reputasi akademik, tetapi masih dapat mempertahankan misi diplomatik Indonesia yang banyak diartikulasikan melalui beasiswa. Naskah kebijakan ini ditutup dengan rekomendasi yang menjabarkan strategi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta mitigasi dari berbagai konsekeuensi yang tidak terantisipasi dari kebijakan tersebut.
This policy paper examines the strategic approaches needed to increase academic mobility in higher education institutions in Indonesia as an effort to achieve Indonesia Emas 2045. Although Indonesia continues to strive to improve the quality of higher education and also focuses on internationalization efforts, Indonesia has struggled to increase international student enrollment which ultimately limits its potential benefits for enhancing the quality and creating a climate of innovation in higher education. Data collected from desk studies were analyzed using pseudo-evaluation and compared with the internationalization strategies of Australia, South Korea, and Turkey. The results of the hierarchical analysis found that Indonesia has three meta problems, namely low quality of higher education, ineffective and inefficient internationalization strategies, and less accommodating immigration policies. The author highlights the urgent need to address the inefficiency and ineffectiveness of internationalization strategies to avoid wasting resources, especially related to the repetition of formal objectives of Indonesia's existing scholarship programs that do not prioritize increasing international students or improving the global standing of higher education institutions directly.
This policy paper proposes three main alternatives to optimize resources, namely maintaining the status quo, providing non-degree scholarships with an academic exchange scheme, and providing degree scholarships with specified subjects. A comprehensive evaluation of the consequences aspect with theory mapping, and the potential for implementation using Patton and Sawicky's 4 evaluation criteria shows that scholarships for non-degree academic exchange schemes are the most favorable alternative option by being able to provide other substantial benefits in terms of student enrollment, world university ranking, and academic reputation, but still being able to maintain Indonesia's diplomatic mission which is widely articulated through scholarships. This policy paper closes with recommendations that outline strategies for implementation, monitoring, and evaluation, and mitigation of various unanticipated consequences of the policy.
Kata Kunci : Internasionalisasi Pendidikan Tinggi, Mahasiswa Asing, Beasiswa, Reputasi Internasional, Diplomasi, Indonesia Emas 2045, Inovasi, Internationalization of Higher Education, International Students, Scholarships, International Reputation, Diplomacy, Innovati