Hasrat Tokoh Sasana Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari Perspektif Lacan
Mery Sandri, Dr. Pujiharto, M.Hum.
2025 | Tesis | S2 Sastra
Imperfeksi yang terjadi dalam kehidupan manusia menimbulkan hasrat untuk mengisi kekurangan tersebut agar bisa penuh dan menjadi sempurna. Lacan berpendapat bahwa manusia akan selalu merasa kekurangan dan merasa kehilangan yang kemudian hal tersebut menimbulkan hasrat (desire). Lacan mengemukakan tiga tatanan subjektivitas manusia yaitu fase nyata, fase imajiner, dan fase simbolik. Melalui ketiga tatanan subjektivitas tersebut dapat diketahui macam-macam hasrat yang ada dalam diri manusia. Ada dua bentuk hasrat yang dikemukakan oleh Lacan yaitu hasrat ingin memiliki (anakliktik) dan hasrat ingin menjadi (narsistik), yang kemudian kedua hasrat tersebut dibagi menjadi empat yaitu, hasrat anaklitik aktif, hasrat anaklitik pasif, hasrat narsisitik aktif, dan hasrat narsistik pasif. Dengan konsep hasrat yang dikemukakan oleh Lacan, tujuan penelitian ini yaitu mengkaji bentuk-bentuk hasrat yang ada pada tokoh Sasana dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan memanfaatkan konsep hasrat Lacan dalam mengidentifikasi hasrat yang ada pada tokoh Sasana menggunakan metafora dan metonimi. Sumber penelitian yaitu novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari yang berbentuk kata, frasa, dan wacana. Menelisik melalui metafora dan metonimia dalam setiap penanda-penanda hasrat Sasana dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah lahir ke dunia, Sasana merasakan keterpisahan dengan kehidupannya yang sebelumnya yang selalu terpenuhi saat ia masih dalam kandungan, yaitu saat ia masih dalam wilayah the real. Keterpisahan tersebut mendatangkan rasa kekurangan dan kehilangan yang membawa Sasana memasuki wilayah imajiner, dan terjadi proses mirror stage yaitu ia melihat citra dirinya dan citra adiknya Melati. Hal tersebut membuat Sasana semakin merasa kurang dengan dirinya sendiri, dan Sasana mulai berhasrat ingin memenuhi apa yang kurang dari dirinya. Saat itulah Sasana mulai memasuki wilayah simbolik. Dalam proses pembentukan subjektivitas tersebut ditemukan dua bentuk hasrat Sasana yaitu, hasrat ingin menjadi dan hasrat ingin memiliki. Hasrat ingin menjadi Sasana yaitu, ingin menjadi subjek yang diakui, sedangkan hasrat ingin memiliki Sasana yaitu sebagai subjek yang ingin memiliki “Yang Liyan”.
The imperfections that occur in human life give rise to the desire to fill these deficiencies in order to become full and perfect. Lacan argues that humans will always feel lacking and feel lost which then creates desire. Lacan suggests three orders of human subjectivity, namely the real phase, imaginary phase, and symbolic phase. Through these three orders of subjectivity, it can be seen the kinds of desires that exist in humans. There are two forms of desire proposed by Lacan, namely the desire to have (analytic) and the desire to be (narcissistic), which then the two desires are divided into four, namely, active anlitic desire, passive anlitic desire, active narcissistic desire, and passive narcissistic desire. With the concept of desire proposed by Lacan, the purpose of this research is to find out the forms of desire that exist in the character Sasana in the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari. The research method used is descriptive qualitative and uses Lacan's concept of desire in identifying the desires of Sasana's character by using metaphor and metonymy. The research source is the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari in the form of words, phrases, and discourse. Analyzing through metaphor and metonymy on each desire marker of Sasana's character in the novel Pasung Jiwa by Okky Madasari, the result of this research shows that after being born into the world, Sasana feels separated from her life.
Kata Kunci : Desire, Jacques Lacan, Psychoanalysis, Novel, Okky Madasari