Pernikahan Kapel di Jepang Sebagai Sebuah Simbol Estetis: Analisis Sakral dan Profan Mircea Eliade
Sisillia Vidhianti, Akbar Rizqi Dhea Habibi, S.S., M.A.
2024 | Skripsi | SASTRA JEPANG
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis simbol estetis dalam pernikahan kapel di Jepang dengan menggunakan teori sakral dan profan oleh Mircea Eliade. Fokus penelitian ini adalah bagaimana tradisi pernikahan yang berakar pada budaya Kristen Protestan, diadaptasi dan dimaknai oleh masyarakat Jepang. Pernikahan kapel di Jepang sering kali dipandang sebagai pengalaman estetis dan emosional, daripada ritual religius yang mendalam. Melalui kajian terhadap sumber-sumber akademik dan budaya, penelitian ini menyimpulkan bahwa simbol dan elemen sakral dari tradisi Kristen Protestan telah mengalami transformasi menjadi elemen profan yang bersifat universal. Pernikahan kapel di Jepang lebih menitikberatkan pada keindahan visual, suasana romantis, dan keharmonisan sosial dibandingkan makna religius yang mendalam.Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang fleksibilitas budaya Jepang dalam mengadopsi dan menyesuaikan elemen asing menjadi bagian dari tradisi lokal. Penelitian ini juga menyoroti peran simbol dan estetika dalam membentuk makna sakral yang bersifat sosial dan emosional dalam konteks pernikahan kapel di Jepang.
This study aims to analyze the aesthetic symbols in chapel weddings in Japan using Mircea Eliade's theory of the sacred and the profane. The focus of this research is on how wedding traditions rooted in Protestant Christian culture are adapted and interpreted by Japanese society. Chapel weddings in Japan are often regarded as aesthetic and emotional experiences rather than profound religious rituals. Through an examination of academic and cultural sources, this study concludes that the sacred symbols and elements of Protestant Christian traditions have been transformed into profane elements with universal characteristics. Chapel weddings in Japan place greater emphasis on visual beauty, romantic ambiance, and social harmony rather than deep religious meaning.The findings of this study provide insights into the flexibility of Japanese culture in adopting and integrating foreign elements into local traditions. This research also highlights the role of symbols and aesthetics in shaping sacred meanings that are social and emotional in nature within the context of chapel weddings in Japan.
Kata Kunci : Pernikahan, Kapel, Sakral, Profan