Laporkan Masalah

Cultural Trendsetter Hub di Yogyakarta dengan Pendekatan Phenomenal Transparency

Hazim Alauddin, Harry Kurniawan S.T., M.Sc., Ph.D.

2025 | Skripsi | ARSITEKTUR

Budaya berperan penting dalam pembentukan identitas suatu bangsa, salah satunya budaya Jawa yang berperan sebagai pembentuk identitas masyarakat Jawa. Akan tetapi, era globalisasi dan kehidupan modern telah mengakibatkan budaya Jawa tersebut dianggap tidak relevan dan ditinggalkan oleh masyarakat, terkhususnya para pemuda Jawa. Pemuda Jawa seharusnya memiliki peran dalam melestarikan budaya Jawa sehingga dapat menjaga identitas tersebut hingga masa depan. 

Budaya timbul dari gaya hidup yang dilakukan secara terus menerus (generasi ke generasi) dalam memenuhi kebutuhan mereka, berupa sandang (fesyen), pangan (kuliner), dan papan (arsitektur). Pada era globalisasi ini mulai muncul tren mengembalikan budaya lokal ke dalam kehidupan modern. Budaya tradisional Jawa dalam wujud fesyen, kuliner, dan arsitektur dapat dikembalikan melalui pembentukan tren budaya Jawa yang lebih modern sehingga menghasilkan budaya Jawa modern dan gaya hidup modern Jawa. Diperlukan suatu desain arsitektur yang dapat menciptakan antusiasme dan kreativitas pemuda untuk menciptakan inovasi budaya Jawa modern, serta memicu tren gaya hidup modern Jawa. Yogyakarta sebagai pusat budaya dan tempat berkumpulnya banyak pemuda memiliki potensi untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Jawa pada kehidupan modern tersebut.

Dari permasalahan tersebut, dibuat suatu perancangan Cultural Trendsetter Hub di Yogyakarta yang berfungsi untuk dapat memicu tren gaya hidup modern Jawa. Perancangan tersebut didasari dengan mempelajari mengenai tren dan hubungannya dengan aktivitas dan ruang arsitektur, serta tipologi yang dapat mewadahi aktivitas tren dan aktivitas budaya. Pendekatan phenomenal transparency pun digunakan untuk menghubungkan antara aktivitas dan ruang-ruang yang ada sehingga menjadi sebuah satu kesatuan. Dirumuskan konsep “Through the New, the Old, and the New Old” sebagai konsep besar yang menaungi konsep aktivitas dan ruang, konsep elemen visual, serta konsep movement.

Culture plays an important role in shaping the identity of a nation, one of which is Javanese culture which plays a role in shaping the identity of the Javanese people. However, the era of globalization and modern lifestyle has resulted in Javanese culture being considered irrelevant and abandoned by the people, especially the Javanese youths. Javanese youths should have a role in preserving Javanese culture so that their identity as a Javanese can be maintained in the future.

Culture arises from a lifestyle that is carried out continuously (generation to generation) to fulfill their needs, in the form of clothing (fashion), food (culinary), and shelter (architecture). In this era of globalisation, there is a trend to bring back local culture into modern life. Traditional Javanese culture in the form of fashion, culinary, and architecture can be brought back through the formation of trends of a more modern Javanese culture, resulting in a modern Javanese-culture and a Javanese modern-lifestyle. An architectural design is needed which can generate enthusiasm and creativity from the youths to create a modern Javanese-culture innovations, and also can trigger trends of a modern Javanese-lifestyle. Yogyakarta as a cultural center and a gathering place for many youths has the potential to develop and preserve Javanese culture in this modern life.

From these problems, a cultural trendsetter hub which functions as a trigger  to generate trends of a modern Javanese-lifestyle is designed and created in Yogyakarta. The designing process is based on learning about trends and their relationship with architectural activities and spaces, as well as typologies that can accommodate trend activities and cultural activities. The phenomenal transparency approach is used to connect the activities and spaces into a unity. The concept of "Through the New, the Old, and the New Old" is formulated as a big concept that accommodates the concept of activity and space, the concept of visual element, and the concept of movement.

Kata Kunci : Trendsetter, Cultural Trendsetter Hub, Cultural Hub, Creative Hub, Yogyakarta, Phenomenal Transparency

  1. S1-2025-439576-abstract.pdf  
  2. S1-2025-439576-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-439576-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-439576-title.pdf