Laporkan Masalah

Misrekognisi Kecantikan pada Akun Instagram @ugmcantik: Studi Etnografi pada Mahasiswi Program Sarjana Fisipol Universitas Gadjah Mada Tahun Akademik 2020-2023

Muhammad Bagus Faizin, Elok Santi Jesica, S.Pd., M.A.

2025 | Skripsi | Sosiologi

Cantik merupakan istilah sekaligus kata sifat yang melekat pada tubuh perempuan semenjak dirinya dilahirkan ke dunia. Pada konteks pembahasan dalam penelitian ini, visualitas kecantikan perempuan direproduksi secara terus menerus melalui akun Instagram @ugmcantik. Akun Instagram @ugmcantik bukanlah akun resmi dari Universitas Gadjah Mada, tetapi akun tersebut diberfungsikan oleh pihak pengelola akun (administrator) untuk mengunggah foto-foto mahasiswi yang dianggap memenuhi standar kecantikan ideal berdasarkan selera pengelola akun (subjektif). Mahasiswi tersebut berasal dari berbagai macam program studi, fakultas, dan tahun akademik dalam lingkungan akademik Universitas Gadjah Mada. Selaras dengan pernyataan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk visualitas kecantikan perempuan dan proses konversi modal kecantikan yang dilakukan oleh mahasiswi sebagai praktik misrekognisi dalam akun Instagram @ugmcantik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara mendalam dengan 8 orang informan dan observasi terhadap postingan sekaligus interaksi sosial virtual antarpengguna dalam akun Instagram @ugmcantik. Sementara itu, data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang relevan. Penelitian ini menggunakan konsep modal (capital), konversi modal, rekognisi, dan misrekognisi dari Pierre Bourdieu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sesungguhnya terdapat standar kecantikan secara ideal yang dibangun oleh pihak pengelola akun Instagram @ugmcantik, munculnya kategori kecantikan secara terbuka dan tertutup pada foto mahasiswi, pengakuan simbolik terhadap kecantikan yang direproduksi secara terus-menerus, munculnya praktik misrekognisi sebagai penggerak dari tindakan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Selain itu, hasil dari penelitian ini berusaha mengungkapkan strategi pembentukan dan konversi modal (kecantikan) yang dimiliki oleh mahasiswi sebagai praktik dari misrekognisi.

Beautiful is a term as well as an adjective that has been attached to a woman's body since she was born into the world. In the context of the discussion in this study, the visuality of women's beauty is reproduced continuously through @ugmcantik Instagram account. @ugmcantik Instagram account is not an official account of Gadjah Mada University, but the account is functioned by the account manager (administrator) to upload photos of female students who are considered to meet the ideal beauty standards based on the account manager's taste (subjective). The students come from various study programs, faculties, and academic years within the academic environment of Gadjah Mada University. In line with this statement, this study aims to reveal the form of female beauty visualization and the process of converting beauty capital carried out by female students as a practice of misrecognition in @ugmcantik Instagram account. This study uses a qualitative research method with a virtual ethnographic approach. The types of data used in this study are divided into two types, namely primary data and secondary data. Primary data was obtained through in-depth interviews with 8 informants and observations of posts as well as virtual social interactions between users on @ugmcantik Instagram accounts. Meanwhile, secondary data was obtained through relevant literature studies. This research uses the concepts of capital, capital conversion, recognition, and misrecognition from Pierre Bourdieu. The results of this study show that there are actually ideal beauty standards built by the management of @ugmcantik Instagram accounts, the emergence of open and closed beauty categories on female student photos, the symbolic recognition of beauty that is reproduced continuously, the emergence of the practice of misrecognition as a driving force from the Online Gender-Based Violence (KBGO) act. In addition, the results of this study try to reveal the strategy of forming and converting capital (beauty) owned by female students as a practice of misrecognition.

Kata Kunci : Perempuan, Instagram, Misrekognisi, @ugmcantik, Visualitas, Modal, Kecantikan

  1. S1-2025-472952-abstract.pdf  
  2. S1-2025-472952-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-472952-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-472952-title.pdf