Laporkan Masalah

Transendensi Diri dan Konteks Kultural Jawa dalam Kumpulan Cerpen Sarapan Pagi Penuh Dusta Karya Puthut EA: Pnedekatan Psikologi Humanistik Abraham Maslow

NAURA ALYA NAFISAH, Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2025 | Skripsi | S1 SASTRA INDONESIA

        Penelitian ini menerapkan teori psikologi humanistik Abraham Maslow, yang mencakup hierarki kebutuhan dan transendensi diri, dalam konteks karya sastra dan budaya, khususnya dalam kumpulan cerpen Sarapan Pagi Penuh Dusta. Analisis ini berfokus pada hubungan antara proses realisasi hieraki kebutuhan tokoh dan pencapaian transendensi diri dalam konteks nilai-nilai budaya Jawa. Di dalam proses realisasi hierarki kebutuhan tokoh dalam kumpulan cerpen dengan teori Maslow, terdapat sebuah capaian bernama transendensi diri. Transendensi diri dalam objek material ini memiliki keterkaitan dengan konteks kultural Jawa. Hierarki kebutuhan yang dipaparkan dalam kumpulan cerpen tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan transendensi diri. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Data-data yang dikumpulkan dianalisis melalui pendekatan psikologi humanistik bersifat deskriptif analisis. 

Penelitian menunjukkan bahwa proses realisasi hierarki kebutuhan tokoh dalam kumpulan cerpen Sarapan Pagi Penuh Dusta memunculkan sebuah capaian bernama transendensi diri yang berhubungan dengan konteks kultural Jawa. Penyesuaian teori kebutuhan Maslow dengan nilai-nilai kultural Jawa ini menunjukkan bahwa pencapaian aktualisasi diri dan transendensi diri tidak selalu harus mengikuti urutan kebutuhan yang kaku. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada empat nilai dalam budaya Jawa yang menjadi faktor penentu dalam perjalanan tokoh-tokoh menuju tansendensi diri, yaitu ”nrimo”, harmoni dan kesederhanaan, altruisme dan ”tepa selira”, serta kepemimpinan transendental.

This study applies Abraham Maslow's humanistic psychology theory, which encompasses the hierarchy of needs and self-transcendence, within the context of literature and culture, specifically in the short story collection Sarapan Pagi Penuh Dusta. The analysis focuses on the relationship between the realization process of the characters' hierarchy of needs and the attainment of self-transcendence within the framework of Javanese cultural values. The realization of the hierarchy of needs among the characters in the short stories, based on Maslow's theory, culminates in an achievement known as self-transcendence. This self-transcendence is closely linked to Javanese cultural values. The hierarchy of needs presented in the short story collection includes physiological needs, safety needs, love and belonging needs, esteem needs, self-actualization needs, and self-transcendence needs. The data collection method employed is literature review. The collected data is analyzed using a descriptive-analytical approach grounded in humanistic psychology.

The study reveals that the process of fulfilling the hierarchy of needs among the characters in Sarapan Pagi Penuh Dusta leads to self-transcendence, which is interconnected with Javanese cultural values. The adaptation of Maslow's hierarchy of needs theory to Javanese cultural values demonstrates that achieving self-actualization and self-transcendence does not necessarily adhere to a rigid sequence of needs. Based on the findings, it can be concluded that four key values in Javanese culture serve as determining factors in the characters' journey toward self-transcendence: "nrimo" (acceptance), harmony and simplicity, altruism and "tepa selira" (empathy), and transcendental leadership.

Kata Kunci : hierarki kebutuhan, tranendensi diri, konteks kultural Jawa

  1. S1-2025-463023-abstract.pdf  
  2. S1-2025-463023-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-463023-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-463023-title.pdf