Hubungan Sustanaible Development Goals Dengan Backlog Permukiman Di Kota Besar Dan Kota Kecil
Benaya Valentino Ginting, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si., M.Si.; Ratih Fitria Putri, S.Si, M.Sc, Ph.D.
2024 | Tesis | S2 Geografi
Penyediaan tempat tinggal merupakan bagian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 1 dan 11. Namun, pengukuran kebutuhan dasar berupa tempat tinggal seringkali diabaikan atau tidak dimasukkan. Padahal permasalahan yang disebabkan oleh permukiman kota besar dan kota kecil akan memiliki dampak terhadap penerapan dan pencapaian SDGs di Indonesia Situasi ini menyebabkan diperlukan analisis hubungan backlog permukiman dengan SDGs di kota besar dan kota kecil.
Penelitian ini menggunakan Mixed Method Sequential Quan-Qual yang menggunakan metode kuantitatif seperti data sekunder indikator pencapaian SDGs dan data backlog permukiman kemudian dikombinasikan dengan data kualitatif melalui Indepth interview warga. Kemudian hubungan tersebut di analisis menggunakan SWOT untuk mengidentifikasi potensi serta tantangan dalam pembangunan kota besar Tangerang dan kota kecil Maja.
Hasil analisis menunjukkan hubungan antara pencapaian SDGs dengan backlog di kota besar Tangerang dan kota kecil Maja cenderung positif, namun tidak sepenuhnya merata. Pembangunan perumahan untuk mengurangi backlog terbukti dapat meningkatkan beberapa aspek pelaksanaan SDGs di kedua wilayah, seperti akses terhadap air bersih dan peningkatan fasilitas umum. Sebaliknya, ketika backlog terus meningkat, pelaksanaan SDGs menjadi tidak efektif, sehingga masalah perumahan seperti rumah yang tidak layak huni dapat meningkat setiap tahun. Kemudian Analisis SWOT kedua wilayah menunjukkan kota besar Tangerang memiliki kekuatan sebagai pusat ekonomi di provinsi Banten sementara kota kecil Maja dapat menjadi pusat ekonomi baru di Kabupaten Lebak. Namun kedua wilayah masih memiliki tantangan yang harus dihadapi untuk dapat memenuhi potensial tersebut.
Housing provision is integral to Sustainable Development Goals (SDGs) 1 and 11. However, measuring basic needs, such as housing, must be addressed or included. Issues arising from urban and small-town settlements significantly impact the implementation and achievement of SDGs in Indonesia. This situation necessitates an analysis of the relationship between housing backlog and SDGs in large cities and small towns.
This study employs a mixed method sequential Quanti-quali approach, utilizing quantitative methods such as secondary data on SDG indicators and housing backlog data combined with qualitative data gathered through in-depth resident interviews. The relationship is then analyzed using a SWOT analysis to identify strengths, weaknesses, opportunities, and threats in developing the large city of Tangerang and the new town of Maja.
The results indicate a generally positive relationship between SDG achievement and housing backlog in Tangerang and Maja, though this relationship is not uniformly distributed. Housing development aimed at reducing backlog has been shown to improve several aspects of SDG implementation in both regions, such as access to clean water and enhancing public facilities. Conversely, an increasing housing backlog renders SDG implementation ineffective, exacerbating housing issues such as the proliferation of substandard housing annually. The SWOT analysis reveals that the city of Tangerang benefits from its strength as an economic hub in Banten province. At the same time, the new town of Maja has the potential to become a new economic center in Lebak Regency. Nevertheless, both areas face challenges that must be addressed to realize their full potential.
Kata Kunci : Backlog permukiman, Implementasi SDGs, Maja, Tangerang