Ekosentrisme Dan Fungsi Sastra Lisan Astana Girigondo
Fara Nastiti Kusumohastuti, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum
2024 | Tesis | S2 Sastra
Astana Girigondo merupakan sebuah komplek makam Adipati Paku Alam dari yang ke-5 hingga 9 beserta kerabat dan keluarga, terletak di Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibangun pada masa pemerintahan K.G.P.A.A Paku Alam V dan kini merupakan salah satu warisan budaya yang memuat filosofi di dalamnya. Fokus permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Astana Girigondo, mitos dan legenda Astana Girigondo dan sekitarnya, bentuk ekosentrisme serta fungsi sastra lisan Komplek Makam Girigondo.
Penelitian ini menggunakan teori Ekokritik, Fungsi Sastra Lisan dan Kearifan Lokal. Ekokritik berfokus mengenai korelasi antara lingkungan, alam dan manusia. Di sisi lain teori Fungsi Sastra Lisan dan Kearifan Lokal berfokus pada cerita rakyat (legenda) dan mitos yang menyebar mengenai Astana Girigondo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan ekologis dalam mengkaji permasalahan lingkugan hidup yang tercermin dalam sastra. Sumber data penelitian didapatkan melalui narasi hasil wawancara dari beberapa informan, buku-buku, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan sejarah berdirinya Astana Girigondo dimulai sejak K.G.P.A.A Paku Alam V masih hidup dan mulai digunakan pada tahun 1900M. Komplek Makam Girigondo semula adalah sebuah pegunungan terjal tanpa penduduk. Seiring berjalannya waktu Astana Girigondo terus mengalami perbaikan bangunan dan pelestarian lingkungan. Desa Kaligintung sendiri berdiri jauh sebelum adanya Kompleks Makam Girigondo. Kyai Ageng Dalmudal adalah tokoh utama yang membangun desa Kaligintung. Asal usul Astana Girigondo dan desa Kaligintung menjadi sebuah legenda masyarakat setempat yang masih hidup dan diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai ekosentrisme dalam ekologi kompleks Astana Girigondo dapat dilihat dengan ditanamnya tanaman-tanaman khusus serta satwa langka yang memiliki filosofi tertentu. Mitos, legenda, dan filosofi ekologi menjadi sebuah kearifan lokal Astana Girigondo melalui pesan tersirat di dalamnya yang mendukung kearifan lokal lainnya seperti aturan-aturan adat dan upacara adat setempat.
Astana Girigondo is a graves complex of 5th to 9th Paku Alam with his relatives and family. Located in Kaligintung Village, Temon District, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta Province. Built during the reign of K.G.P.A.A Paku Alam V and being one of the cultural heritages that has a lot of philosophies. Focus of the problems in this study is to explain the history of Astana Girigondo, the myths and legends of Astana Girigondo and its surroundings, the form of ecocentrism and the function of oral literature of the Girigondo graves complex.
This study use the theory of Ecocriticism, the Function of Oral Literature and Local Wisdom. Ecocriticism focuse on the correlation between the environment, nature and humans. On the other hand, the theory of Oral Literature Function and Local Wisdom focuse on folklore (legends) and myths that spread about Astana Girigondo. Qualitative descriptive method used with an ecological approach in study about environmental problems reflected in literature. The source of research data was obtained through narrative interviews from several informants, books, and library studies.
The results of the study show that the history of Astana Girigondo began when K.G.P.A.A Paku Alam V was still alive and began operating in 1900M. Girigondo Graves Complex was once a steep mountain without inhabitants. Over time, Astana Girigondo has continued to experience building improvements and environmental preservation. Kaligintung Village was established long before Astana Girigondo. Kyai Ageng Dalmudal is the main figure who built Kaligintung Village. The history of Astana Girigondo and Kaligintung Village has become a local legend that still alive and passed down from generation to generation. The values of ecocentrism in ecology of the Astana Girigondo can be seen from the planting of special plants and rare animals that have a certain philosophy. Myths, legends, and ecological philosophies become the local wisdom of Astana Girigondo through implicit messages in them that support other local wisdom such as local customary rules and ceremonies.
Kata Kunci : Astana Girigondo, Sastra Lisan, Ekokritik, Kearifan Lokal/Astana Girigondo, Oral Literature, Ecocriticism, Local Wisdom