Pembentukan Subjek pada Tokoh Garda Pradisetia: Kajian Psikoanalisis Lacan dalam Novel Dua Muka Daun Pintu karya Triskaidekaman

Boy Pratama Sembiring, Dr. Pujiharto, M.Hum.

2024 | Tesis | S2 Sastra

Dua Muka Daun Pintu karya Triskaidekaman adalah novel yang menggambarkan pergulatan batin tokoh utamanya, Garda Pradisetia, yang berupaya mencari stabilitas dan makna hidup setelah mengalami trauma dan pengkhianatan. Garda membentuk dunia imajinasi dengan pintu yang dapat bergerak, berbicara, dan berpikir serta menjadikan pintu tersebut sebagai narator dalam novel ini. Dengan menggunakan psikoanalisis Jacques Lacan, penelitian ini menganalisis proses pembentukan subjek dan peran hasrat dalam pembentukan identitas Garda.

Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa Garda mengalami tiga tahap pembentukan subjek: imajiner, simbolik, dan riil. Setiap transisi dipengaruhi oleh peran hasrat, yang dapat dibagi menjadi dua jenis: hasrat untuk menjadi (desire to be) dan hasrat untuk memiliki (desire to have). Hasrat Garda untuk menjadi adalah menjadi anak yang tangguh, setia, bahagia dengan cinta, dan menjadi dalang dalam ceritanya, sementara hasrat untuk memiliki adalah memiliki keluarga harmonis, identitas yang diakui semua orang, dan mendapatkan seorang istri yang setia, yang dapat memberinya kestabilan emosional. Secara keseluruhan hasrat menjadi (narsistik) Garda merepresentasikan hasrat narsistik pasif yang ingin menunjukkan dirinya yang sejati daripada berusaha menjadi orang lain; hasrat memiliki (anaklitik) Garda cenderung mencerminkan hasrat anaklitik pasif, di mana Garda tidak berusaha menguasai orang lain, melainkan lebih ingin menjadi objek perhatian dan cinta mereka. Melalui kedua hasrat ini, identitas Garda bergerak dari fase imajiner—di mana ia dilihat sebagai sosok yang percaya diri namun penuh kekurangan—ke fase simbolik, di mana identitas sosialnya diuji oleh pengkhianatan dan kehilangan. Akhirnya, Garda memasuki fase riil melalui kematian yang dialaminya.

Dua Muka Daun Pintu by Triskaidekaman is a novel that portrays the inner struggles of its main character, Garda Pradisetia, who seeks stability and meaning in life after experiencing trauma and betrayal. Garda creates an imaginary world with a door that can move, speak, and think, making the door the narrator of the novel. Using Jacques Lacan's psychoanalysis, this study analyzes the process of subject formation and the role of desire in shaping Garda’s identity.

Based on the analysis, it is concluded that Garda undergoes three stages of subject formation: the Imaginary, the Symbolic, and the Real. Each transition is influenced by the role of desire, which can be divided into two types: the desire to be and the desire to have. Garda’s desire to be is to become a resilient child, loyal, happy with love, and a puppet master of his own story, while his desire to have includes a harmonious family, an identity recognized by everyone, and a faithful wife, who can provide him with emotional stability. Overall, Garda’s narcissistic desire to be represents a passive narcissistic desire, where he seeks to show his true self rather than becoming someone else; his desire to have (anaclitic) tends to reflect a passive anaclitic desire, where Garda does not attempt to dominate others but rather longs to be the object of their attention and love. Through these two desires, Garda's identity moves from the Imaginary phase—where he is seen as a confident but flawed figure—to the Symbolic phase, where his social identity is tested by betrayal and loss. Finally, Garda enters the Real phase through his death.

Kata Kunci : Psikoanalisis, Hasrat, Lacan, Pembentukan Subjek, Garda Pradisetia