Laporkan Masalah

Kuasa Simbol: Praktik Operasi di Balik Gerakan Nir-kekerasan Taring Padi

NUDIYA KHOIRONI, Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A.

2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

Dewasa ini, terdapat pergeseran metode gerakan sosial yang tidak lagi berkutat pada aspek kekerasan atau anarkisme, melainkan mulai menggunakan metode nir-kekerasan, salah satunya adalah melalui mobilisasi simbol. Metode tersebut membuat gerakan sosial simbolik yang hendak ditelaah di dalam tulisan ini memiliki kekhasan dalam mengartikulasikan kegelisahannya, dikarenakan gerakan ini mengandalkan komunikasi simbolik, maka karena “hanya” bersifat simbolik, terdapat kekaburan dalam artikulasinya, tetapi dalam artikulasi yang kabur itu, dinamika sosial yang hendak digerakkan tidak bisa disepelekan. Sebagaimana simbol menyimpan kuasanya tersendiri karena dapat mempengaruhi pemaknaan seseorang terhadap realitas tertentu sambil tetap mempertahankan resistensinya sendiri, akibat dari kekaburan simbol yang membuatnya tidak dapat dihardik karena ketersinggungan pihak lawan tidak dapat dijustifikasi secara empiris. Pada titik tersebut, mobilisasi simbol dapat menjatuhkan sanksi nir-kekerasan terhadap pihak yang dilawan. Jatuhnya sanksi nir-kekerasan dapat dilihat sebagai bentuk keberhasilan operasi kekuasaan simbolik yang dijalankan oleh gerakan.

Recently, there has been a shift in social movement methods that no longer revolve around aspects of violence or anarchism but have started using non-violent methods, one of which is through symbolic mobilization. This method made the symbolic social movement examined in this paper unique in articulating its anxiety. Because this movement relied on symbolic communication and was “only” symbolic, there was “ambiguity” in its articulation. However, within that “ambiguous” articulation, the social dynamics it sought to drive could not be underestimated. Just as symbol held its own power because it could influence one’s interpretation of certain realities while maintaining its own resistance, the “ambiguity” of the symbol made it hard to rebuke since the opposition’s offense could not be empirically justified. At that point, symbolic mobilization could impose non-violent sanctions on the opposing party. The imposition of non-violent sanctions could be seen as a form of success in the operation of symbolic power carried out by the movement. 

Kata Kunci : Mobilisasi Simbol; Operasi Kekuasaan; Sanksi Nir-kekerasan

  1. S1-2024-455878-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455878-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455878-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455878-title.pdf