Evaluasi Program Rencana Pembayaran Bertahap Sebagai Upaya Peningkatan Kolektabilitas Iuran Peserta PBPU Dan BP BPJS Kesehatan Kantor Cabang Yogyakarta Tahun 2023

Sri Ayu Ningtiyas, Dr. Dra. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.kes, MBA, AAK.

2024 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

Latar belakang : Tunggakan iuran menjadi isu utama pada sisi penerimaan DJS Kesehatan. Permasalahan utama yang menyebabkan tingginya tunggakan iuran peserta PBPU adalah tidak adanya mekanisme yang kuat untuk memastikan pembayaran iuran secara kontinu. Program ini ditujukan bagi peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) yang menunggak lebih dari 3 bulan. Tujuan : Untuk mengeksplorasi program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB) sebagai upaya peningkatan kolektibilitas iuran peserta PBPU dan BP di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Yogyakarta tahun 2023. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan metode evaluasi program. Lokasi penelitian di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan wawancara sebagai data primer. Hasil : Komponen Konteks menunjukkan bahwa tujuan program REHAB belum tercapai karena masih rendahnya jumlah peserta yang mendaftar. Jumlah peserta PBPU dan BP selama tahun 2023 sebanyak 251.494 dengan jumlah peserta menunggak sampai Februari 2023 sebanyak 109.280 namun hanya 6,53 % peserta yang mendaftar mengikuti program REHAB. Pada komponen Input menunjukkan telah dilakukan sosialisasi melalui berbagai media tapi masih banyak peserta yang tidak mengetahui tentang program ini. Proses REHAB menunjukkan bahwa digitalisasi dalam pelaksananaan program REHAB belum maksimal, tidak ada perbaruan data serta notifikasi untuk proses penagihan ke peserta. Monitoring internal dilakukan rutin namun monitoring ke peserta tidak ada. Komponen hasil menunjukkan kolektabilitas iuran peserta PBPU sebesar 88.89% mencakup seluruh bentuk penerimaan yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan namun tidak ada data kolektabilitas khusus yang diperoleh dari program REHAB. Kesimpulan : Program REHAB belum mencapai tujuannya membantu peserta PBPU dan BP melunasi tunggakan iuran. Terbukti dari jumlah peserta yang mendaftar mengikuti program REHAB masih rendah. Sosialisasi yang telah dilakukan masih belum optimal karena belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Belum dilakukan pembaruan data peserta secara rutin dan tidak dilakukan evaluasi langsung ke peserta. Hasil pelaksanaan program REHAB belum terbukti memberikan kontribusi terhadap kolektabilitas karena belum ada data capaian kolektabilitas yang bersumber dari program REHAB.

Background : Contribution arrears have become a major issue for DJS revenue. The main problem causing high arrears among PBPU participants is the lack of a strong mechanism to ensure continuous payment of contributions. This program targets the segment of Non-Salaried Workers (PBPU) and Non-Workers (BP) who have been in arrears for more than 3 months. Objective : This study aims to explore the Instalment Payment Plan (REHAB) program as an effort to increase the collectability of contributions from PBPU and BP participants at BPJS Yogyakarta Branch Office in 2023. Methods : This research uses a qualitative study design with a program evaluation method. The research location is at the BPJS Yogyakarta Branch Office. This study uses an interview approach as the primary data source. Results : The Context component shows that the goals of the REHAB program have not been achieved because the number of participants registering is still low. The number of PBPU and BP participants during 2023 was 251,494 with the number of participants in arrears until February 2023 amounting to 109,280 but only 6.53% of participants registered for the REHAB program. The Input component shows that socialization has been carried out through various media, but many participants still do not know about this program. The REHAB process shows that digitalization in the implementation of the REHAB program has not been optimal, there are no data updates or notifications for the billing process to participants. Internal monitoring is carried out routinely but there is no monitoring of participants. The results component shows the collectability of PBPU participant contributions of 88.89% covering all forms of revenue owned by BPJS Kesehatan, but there is no specific collectability data obtained from the REHAB program. Conclusion : The REHAB program has not yet achieved its goal of helping PBPU and BP participants pay off contribution arrears. This is evident in the low number of participants who register for the REHAB program. The socialization that has been carried out is still not optimal because it has not touched all levels of society. There has been no regular update of participant data and no direct evaluation of participants. The results of the implementation of the REHAB program have not been proven to contribute to collectability because there is no data on collectability achievements originating from the REHAB program.

Kata Kunci : BPJS, Evaluation, JKN, Contribution Collectability, Program, REHAB