Wacana Humor Bermuatan Erotis dalam Ceramah Agama Islam: Studi Kasus Ceramah Mumpuni Handayayekti
MA'RIFAH NUR AULIA, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A.
2024 | Skripsi | S1 SASTRA INDONESIA
Ceramah sebagai salah satu sarana untuk menyiarkan ajaran agama yang sifatnya sakral, ternyata tidak terlepas dari humor dengan topik erotis yang umumnya dianggap tabu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) menganalisis topik-topik erotis yang ditemui dalam humor-humor ceramah, (2) mengidentifikasi pemanfaatan permaianan bahasa dalam pembentukan humor erotis, dan (3) mengklasifikasikan faktor-faktor sosial dan fungsi komunikatif yang memengaruhi penggunaan humor erotis dalam ceramah. Data diperoleh dengan menyimak dan mencatat elemen-elemen yang mengandung topik erotisme sebagai sumber kelucuan dalam video ceramah Mumpuni Handayayekti yang dipublikasikan di Youtube. Metode introspektif-reflektif digunakan untuk menganalis topik humor. Selain itu, metode kontekstual juga digunakan untuk menganalisis permaianan bahasa dan faktor sosial serta fungsi komunikatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) topik-topik humor dalam ceramah Mumpuni mencakup pembahasan mengenai perilaku seksual, organ genital laki-laki, bagian tubuh perempuan, dan gangguan seksual, (2) permainan bahasa menunjukkan penyimpangan prinsip kerja sama pada aspek permainan bunyi yang mencakup subtitusi bunyi, persesuaian bunyi, pemanjangan bunyi, dan pelesapan bunyi; permainan makna yang terdiri dari ketaksaan (mencakup polisemi, metafora, metonimi, homonimi, peribahasa, idiom, dan frasa amfibilogi), akronim, dan hiperbola, (3) faktor-faktor sosial yang mendasari penggunaan humor erotis meliputi setting, participants, dan ends, serta fungsi komunikatif yang ingin dicapai yakni untuk bercanda, untuk memancing perhatian audiens, untuk menasihati, untuk menertawakan diri sendiri, untuk mengacaukan pikiran audiens, dan untuk menggoda audiens.
Erotic humor is often considered taboo, paradoxically, it manifests within the sacred practice of missionary work, particularly in the context of Islamic religious discourse. This study aims to (1) analyze the erotic topics found in the humor within religious discourse, (2) identify the use of language play in the formation of erotic humor, and (3) classify the social factors and communicative functions influencing the use of erotic humor in religious discourse. Data were obtained by observing and transcribing the elements containing erotic topics as sources of humor in Mumpuni Handayayekti's religious discourse in video form accessed on YouTube. The introspective-reflective method was used to analyze the humor topics. In addition, the contextual method was also employed to analyze language play, social factors, and communicative functions.
The results of the analysis indicate that (1) the humor topics in Mumpuni's religious discourse include discussions about sexual activity, sexual behaviors, men’s genitals, women’s body parts, and sexual disorders, (2) language play demonstrates deviations from the cooperative principle in aspects of sound play, including sound substitution, sound correspondence, sound lengthening, and sound elision; semantic play, consisting of ambiguity (including polysemy, metaphors, metonymy, homonymy, proverbs, idioms, and amphibological phrases), acronyms, and hyperbole, and (3) the social factors underlying the use of erotic humor include Setting, Participants, and Ends, as well as the communicative functions intended to be achieved, such as joking, attracting audience attention, advising, self-deprecating, confusing the audience's thoughts, and teasing the audience.
Kata Kunci : wacana humor erotis, permainan bahasa, penyimpangan kerja sama, faktor sosial humor, fungsi komunikatif