Laporkan Masalah

PAMOR KERIS DALAM TEKS PRATELAN KAWONT?NANIPUN TOSAN, DHUWUNG DALAH WAOS: ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

ILHAM RAMADHAN PUTRA SUKACA, R. Bima Slamet Raharja, S.S., M.A.; Dr. Rudy Wiratama, S.IP., M.A.

2024 | Skripsi | SASTRA NUSANTARA

Skripsi ini merupakan hasil penelitian semiotika terhadap pamor keris dhapur yuyu rumpung dalam teks alih aksara dari naskah Pratelan Kawont?nanipun Tosan, Dhuwung dalah Waos buku B nomor H.26. Teks tersebut merupakan koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Surakarta. Teks alih aksara tersebut memuat sejumlah 392 gambar keris beserta keterangan berupa nama dhapur, pamor, dan tuahnya.


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apa saja pamor keris yuyu rumpung yang ada dalam teks dan bagaimana pemaknaannya. Adapun pendekatan yang digunakan dengan melalui pemaknaan semiotika yang dikemukakan Roland Barthes. Pamor keris dhapur yuyu rumpung dianalisis untuk diketahui makna tuah pamornya melalui konsep order of signification. Analisis pemaknaan antara nama pamor dengan tuahnya serta analoginya dalam kehidupan diupayakan dalam metode deskriptif kualitatif. Selanjutnya disajikan jabaran mengenai posisi tanda, petanda, dan penanda untuk mempermudah proses pemaknaan konotatif guna mengetahui mitos tuah pamor keris yuyu rumpung


Dari langkah pendekatan di atas didapatkan bahwa dalam keris yuyu rumpung yang berjumlah delapan terdapat sembilan macam pamor. Pamor-pamor tersebut mengandung makna tuah antara lain kerezekian, keberuntungan, dan ketentraman. Selain itu juga didapatkan bagaimana mitos yang terkandung dalam pamor keris dapat merepresentasikan harapan dari pembuat dan memberikan sugesti kepada pemilik. Pamor dan tuahnya tersebut juga dianalogikan dalam kehidupan untuk mengetahui keterkaitannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pamor keris yuyu rumpung dalam teks  Pratelan Kawont?nanipun Tosan, Dhuwung dalah Waos tidak hanya mengandung nilai-nilai budaya dan estetika visual, namun juga sebagai lambang pengharapan yang memiliki pengaruh atau memberikan sugesti serta mengukuhkan spiritual sosial masyarakat Jawa. 

This thesis is the result of semiotic research on the prestige ‘pamor’ of Dhapur Yuyu Rumpung Kris in the transliterated text of the manuscript Pratelan Kawont?nanipun Tosan, Dhuwung dalah Waos book B number H.26. The text is a collection of the Reksa Pustaka Library of Pura Mangkunegaran Surakarta. The transliterated text contains a total of 392 Kris images along with information in the form of dhapur name, prestige, and tuah.


This research aims to reveal the prestige of the Yuyu Rumpung Kris in the text and how it is interpreted. The approach used is based on the semiotic meaning proposed by Roland Barthes. The prestige of the Dhapur Yuyu Rumpung Kris is analyzed to determine its meaning through the concept of order of signification. The analysis of the meaning between the name of the prestige, tuah, and its analogy in life is pursued using a qualitative descriptive method. Furthermore, a description of the position of signs, signifiers, and markers is presented to facilitate the connotative meaning process to discover the myth of the tuah prestige of Yuyu Rumpung Kris. 


The above approach shows that there are nine kinds of prestige in the eight Yuyu Rumpung Kris. These prestige contain meanings of luck, fortune, and tranquility. It is also found that the myth contained in its prestige can represent the maker's expectations and give suggestions to the owner. Prestige and its tuah are also analogized in life to determine the relationship. This research shows that the pamor of the Yuyu Rumpung Kris in the text Pratelan Kawont?nanipun Tosan, Dhuwung dalah Waos not only contains cultural values and visual aesthetics, but also as a symbol of hope that has an influence or gives suggestions and strengthens the social spirituality of Javanese society.


Kata Kunci : pamor, keris, mitos, semiotika

  1. S1-2024-460043-abstract.pdf  
  2. S1-2024-460043-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-460043-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-460043-title.pdf