Laporkan Masalah

Pengembangan Bisnis Arum Manis Rambut Nenek "Lagula"

Muhammad Mahendra Jaya Abdan Syakuro, Dr. Ir. Priyanto Triwitono, M.P.; Ir. Erista Adisetya, M.M.

2024 | Skripsi | TEKNOLOGI PANGAN & HASIL PERTANIAN

Salah satu jajanan kuliner tradisional yang dimiliki oleh Indonesia adalah rambut nenek. Rambut nenek adalah gulali yang dalam pembuatannya melalui proses tarikan sehingga membentuk serabut halus seperti rambut nenek lalu dibungkus oleh simping dan dahulu memang dibuat putih saja tanpa pewarna. Ada memori nostalgia yang tersimpan dalam rambut nenek, kini seiring berjalannya waktu, sulit untuk menemukan produk arum manis rambut nenek. Dengan berkembangnya teknologi informasi memudahkan transaksi jual beli hingga seluruh bagian pulau di Indonesia. Mengamati kondisi peluang ini, muncul ide untuk menciptakan produk arum manis rambut nenek dengan perpaduan dua tekstur dari arum manis rambut nenek dan simping crakers. Lagula merupakan salah satu inovasi produk arum manis rambut nenek yang melakukan perpaduan dua tekstur khas Lagula yang lembut dari arum manis rambut nenek dengan varian rasa dan varian rendah kalori, serta tekstur crunchy dari simping crackers. Perpaduan dua tekstur ini yang mampu meningkatkan pengalaman makan arum manis rambut nenek Lagula menjadi lebih menarik dan berbeda. Lagula diharapkan mampu menyajikan produk yang dapat membangkitkan momen nostalgia serta memiliki rasa yang beragam dan nikmat. Selama dua bulan beroperasi, Lagula telah menjual total 301 pcs produk, termasuk di dalamnya varian rasa, dan varian rendah kalori, kepada 122 konsumen. Terdapat perbedaan antara rencana model bisnis Lagula dengan realisasinya sehingga perlu dilakukan evaluasi dari segi operasional, pemasaran, dan keuangan. Berdasarkan analisis kelayakan usaha Lagula, payback period Lagula pada 11,08 bulan; NPV Rp4.609.109,97; dan IRR 33%.

One of Indonesia's traditional culinary snacks is rambut nenek. rambut nenek is cotton candy which is made through a pulling process to form fine fibers like grandma's hair and then wrapped in simping and in the past it was just made white without dye. There are nostalgic memories stored in rambut nenek, now as time goes by, it is difficult to find rambut nenek products. With the development of information technology, it makes buying and selling transactions easier in all parts of the islands in Indonesia. Observing this condition of opportunity, the idea arose to create a product of arum manis rambut nenek with a combination of two textures from grandma's hair sweet arum and simping crackers. 

Lagula is one of the innovations in arum manis rambut nenek which combines two typical soft Lagula textures from arum manis rambut nenek with various flavors and low calorie variants, as well as the crunchy texture of simping crackers. The combination of these two textures can make the experience of eating Lagula's arum manis rambut nenek more interesting and different. Lagula is expected to be able to present products that can evoke nostalgic moments and have diverse and delicious flavors. During two months of operation, Lagula has sold a total of 301 products, including flavored and low-calorie variants, to 122 consumers. There are differences between Lagula's planned business model and its realization, so it is necessary to evaluate it from an operational, marketing and financial perspective. Based on Lagula's business feasibility analysis, Lagula's payback period is 11.08 months; NPV IDR 4,609,109.97; and IRR 33%.

Kata Kunci : arum manis rambut nenek, business evaluation, business feasibility evaluation, operations, marketing, finance

  1. S1-2024-444196-abstract.pdf  
  2. S1-2024-444196-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-444196-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-444196-title.pdf