Laporkan Masalah

Dekonstruksi Tatanan Patriarki dalam Novel Imra'atani fi Imra'atin Karya Nawal Al-Sa'dawi: Analisis Dekonstruksi Jacques Derrida

Aneka Riyada Kusuma, Dr. Pujiharto, M.Hum

2024 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dekonstruksi tatanan patriarki dalam teks novel Imra'atani fi Imra'atin serta mengidentifikasi bentuk instabilitas tokoh dalam teks novel menggunakan teori dekonstruksi Derrida. Penelitian ini dimulai dengan melihat bentuk kuasa ideologi patriarki yang memengaruhi masyarakat dalam mengkonstruksi gender yang tampak ditonjolkan oleh teks novel tersebut. Kemudian, dari konstruksi gender tersebut dicari dan diidentifikasi oposisi-oposisi yang termasuk oposisi yang diutamakan dan oposisi yang dipinggirkan. Selanjutnya, dilakukan pembalikan oposisi sehingga tidak ada lagi oposisi-oposisi yang diutamakan dan dipinggirkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas tokoh dan kekuasaan yang dianggap absolut dan tidak dapat diubah dalam masyarakat dalam novel, ternyata merupakan hal yang dapat berubah-ubah dan instabil. Tokoh Bahiyah, yang awalnya tertekan oleh konstruksi masyarakat logosentris, mulai mengalami perubahan setelah bertemu Salim. Dia mulai mempertanyakan eksistensinya serta sistem, struktur, norma, dan konstruksi sosial yang tidak adil bagi perempuan. Dia mulai membebaskan diri dari konstruksi masyarakat yang logosentris dengan melakukan pemberontakan dan pelanggaran terhadap logos. Tokoh Salim juga menunjukkan cara pandang yang berbeda dari masyarakat, dia menghargai pengetahuan dan kecerdasan perempuan. Melalui pembacaan dekonstruksi, novel ini menunjukkan bagaimana tubuh perempuan dieksploitasi untuk mempertahankan patriarki dan sebaliknya, bagaimana tubuh perempuan menggoyahkan dominasi laki-laki.

Adanya instabilitas karakter tokoh juga mencerminkan bahwa dominasi laki-laki tidak selamanya stabil. Tatanan patriarki yang dianggap merugikan perempuan, ternyata juga membuat laki-laki mengalami penurunan derajat dalam konteks tertentu. Laki-laki yang awalnya ditonjolkan sebagai seorang yang superior, terhormat, rasional, dan kuat ternyata juga memiliki sisi yang inferior, hina, irasional, dan lemah. Sementara itu, perempuan yang ditonjolkan sebagai seorang yang dependen, tidak penting, tunduk, patuh dan pasrah dalam pemenuhan hasrat seksual ternyata dapat mengalami perubahan dan menunjukkan sisi independen, penting, pemberontak, dan berani menolak pemenuhan hasrat seksual yang tidak diinginkannya. Perubahan tersebut terjadi karena perempuan menyadari bahwa mereka terepresi dan dirugikan dalam tatanan patriarki sehingga mereka mulai menginginkan perubahan. Kesadaran untuk memulai perubahan tersebut tentu saja tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya, seperti seni, hasrat, cinta, dan demonstrasi. Melalui pembacaan dekonstruksi dapat diketahui bahwa penempatan laki-laki sebagai pusat dalam masyarakat patriarki dalam novel tidak selamanya stabil karena adanya instabilitas pada tokoh dalam novel. Perlu digarisbawahi juga bahwa perubahan yang terjadi pada diri tokoh tidak sampai membuat tatanan patriarki yang terdapat dalam masyarakat berubah. Akan tetapi, perubahan pada tokoh tersebut berpotensi menjadi langkah revolusioner untuk menggoyahkan dominasi laki-laki dan membawa perubahan yang lebih besar untuk mencapai keadilan dalam sistem dan struktur masyarakat dalam novel.

This research aims to explore the deconstruction of the patriarchal order in the novel Imra'atani fi Imra'atin and identify forms of character instability in the novel by using Derrida's deconstruction theory. This research begins by looking at the forms of patriarchal ideology power that influence society in constructing gender that seems to be highlighted by the text of the novel. Then, from the construction of gender, oppositions are searched and identified that include the opposition that is superior and the opposition that is inferior. Furthermore, the opposition is reversed so that there are no more superior and inferior oppositions. The results of this study show that the character's identity and power, which are considered absolute and unchangeable in the society in the novel, turn out to be changeable and unstable. The character Bahiyah, who was initially oppressed by the logocentric construction of society, begins to change after meeting Salim. She begins to question her existence as well as the systems, orders, norms and social constructions that are unfair to women. She begins to break free from the logocentric construction by committing rebellion and transgression. Salim's character also shows a different perspective from society, he values women's knowledge and intelligence. Through a deconstructive reading, the novel shows how women's bodies are exploited to maintain patriarchy and vice versa, how women's bodies destabilize male domination. 

The instability of the characters also reflects that male dominance is not always stable. The patriarchal order, which is considered detrimental to women, also makes men experience degradation in certain contexts. Men who are initially highlighted as superior, honorable, rational, and strong also have a side that is inferior, despicable, irrational, and weak. Meanwhile, women who are highlighted as dependent, unimportant, submissive, obedient in the fulfillment of sexual desires can change and show an independent, important, rebellious side, and dare to refuse the fulfillment of sexual desires that they do not want. These changes occur because women realize that they are repressed and disadvantaged in the patriarchal order so they start to want change. The awareness to start the change is obviously inseparable from the factors that influence it, such as art, desire, love, and demonstration. By using deconstructive reading, it can be seen that the placement of men as the center in a patriarchal society in the novel is not always stable because of the instability of the characters in the novel. It should also be underlined that the changes that occur in the characters do not make the patriarchal order in society change. However, the changes in the character can be a revolutionary step to shake male dominance and bring about greater changes to achieve justice in the system and structure of society in the novel.

Kata Kunci : Dekonstruksi, Instabilitas, Patriarki, Perempuan, Oposisi, Hierarki, Deconstruction, Instability, Patriarchy, Women, Opposition, Hierarchy

  1. S2-2024-501613-abstract.pdf  
  2. S2-2024-501613-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-501613-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-501613-title.pdf