Anak Muda dan Wastra: Studi Fenomena Berkain di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
ANDREA MARCHELINA SANTOSO, Agus Indiyanto, S.Sos., M. Si.
2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA
Wastra merupakan sebuah kain yang diproduksi dengan cara tradisional. Kain tradisional adalah kain yang dihasilkan dari warisan tradisi budaya lokal. Kain sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Berkain merupakan penggunaan balutan kain tradisional atau kain etnik seperti kain batik dalam kreasi busana urban atau modern. Tulisan ini berusaha mengeksplorasi dinamika kain dan berkain di Indonesia yang bisa populer di kalangan anak muda saat ini. Konsep Teori Budaya Populer milik John Storey dan Teori Identitas Kolektif milik Alberto Melucci digunakan untuk menganalisis tulisan ini. Teori ini dipakai untuk membangun kerangka pikir yang menguraikan sejarah dan dinamika perkembangan kain di Indonesia hingga kontekstualisasi berkain menjadi tren busana di kalangan anak muda saat ini. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif etnografis untuk menguraikan data-data yang diperoleh melalui informan terkait. Dari hasil analisis diketahui bahwa berkain sebagai ekspresi busana anak muda memiliki banyak jenis pola penggunaan kain, adapun banyak kesulitan dan tantangan yang dialami anak muda, dan uraian motivasi alasan anak muda mau berkain.
Wastra refers to a cloth produced using traditional methods. Traditional cloth is
derived from the heritage of local cultural traditions. Cloth has been known to
Indonesian society for centuries. Berkain involves the use of traditional cloth, ethnic
cloth including batik, in urban or modern fashion creations. This paper aims to
explore the dynamics of cloth and berkain in Indonesia, making it popular among
today's youth. John Storey's Popular Culture Theory is used to analyze this paper.
This theory is employed to build a framework that outlines the history and dynamics
of cloth development in Indonesia, leading to the contextualization of berkain as a
fashion trend among today's youth. This paper utilizes qualitative ethnographic
methods to describe data obtained through relevant informants. The analysis reveals
that berkain, as a fashion expression among the youth, encompasses various
patterns of cloth usage. It also discusses the numerous difficulties and challenges
faced by the youth, as well as their motivations and reasons for engaging in berkain.
Kata Kunci : kain, berkain, anak muda, tren, dan media sosial