Dari Kudeta Menuju Impresi dan Persepsi: Kajian Representasi G 30 S 1965 di Museum Monumen Pahlawan Pancasila
SAMANTHA ADITYA PUTRI, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A., M.Phil.
2024 | Tesis | S2 Antropologi
Tragedi Gerakan 30 September 1965 masih tercatat dalam historiografi sebagai peristiwa sejarah paling kontroversial di Indonesia. Menariknya, peristiwa pembunuhan para jenderal tidak hanya terjadi di Jakarta. Gerakan ini juga ter koordinir di Yogyakarta melalui batalion L untuk menculik Kolonel Katamso sebagai Komandan Komando Resort Militer (Korem) 072/Pamungkas dan Letnan Kolonel Sugiyono Kepala Staf Korem 072/Pamungkas. Kematian kedua perwira tinggi di Yogyakarta kemudian diabadikan dalam sebuah monumen yang kemudian dikenal dengan nama Museum Monumen Pahlawan Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana Museum Monumen Pahlawan Pancasila merepresentasikan peristiwa G 30 S 1965 dan Pahlawan Revolusi.
Dengan menggunakan pendekatan teori representasi Stuart Hall, penulis menafsirkan simbol-simbol melalui berbagai tampilan objek, display, bangunan, foto maupun segala benda di museum untuk menciptakan makna. Penelitian ini bersifat analisis kualitatif yang mengeksplorasi data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari cara kerja antropolog dan sejarah yaitu melakukan pengamatan lapangan, wawancara, arsip sejarah, dokumen pemerintah, foto, dan artikel koran tahun 1991. Sementara data sekunder didapat dari berbagai referensi pendukung untuk menunjang penelitian terkait representasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa G 30 S direpresentasikan sebagai sebuah upaya coup (kudeta) untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan Komunis. PKI mendapat stigma sebagai dalang tunggal peristiwa G 30 S dengan meletakkan terminologi G 30 S/PKI. Sementara dua Pahlawan Revolusi direpresentasikan sebagai sosok sederhana yang memegang teguh ideologi Pancasila. Berdasarkan pola analisis yang dilakukan, representasi menghasilkan beberapa hasil yaitu, kekerasan dan kekejaman PKI, kebesaran militer, dan pelegitimasian wacana politik Orde Baru.
Museum sebagai sebuah institusi yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan akan terus memproduksi maknanya dan mengarahkan pengunjung pada penafsiran tertentu.
Kata Kunci : Representasi, Museum, G 30 S, Pahlawan Revolusi