Perancangan Studio Film dengan Pendekatan Arsitektur Sinematik di Yogyakarta
M. RICO IVANDA VARRELINO, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D.
2024 | Skripsi | ARSITEKTUR
Perkembangan industri film Indonesia, khususnya dalam ranah film independen, sedang menunjukkan tren yang naik khususnya di Yogyakarta sebagai pusat perfilman nasional, di mana berjalan festival film terbesar se-Asia. rencana rancangan sebuah Movie Center akan mengintegrasikan pendekatan Arsitektur Sinematik sebagai fokus utama dalam pengalaman pengunjungnya. melihat Yogyakarta sebagai lokasi sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan industri film independen maka lokasi perancangan akan dekat dengan komunitas ini. Melalui pendekatan ini, rencana rancangan Movie Center ditekankan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang komprehensif, mulai dari produksi hingga apresiasi. Pendekatan arsitektur sinematik menjadi kunci dalam menciptakan atmosfer yang memikat, memperkaya pengalaman menonton film, dan menunjukkan apresiasi terhadap seni audiovisual. Sebagai pusat kegiatan yang dinamis, Movie Center dirancang sebagai wadah memperkuat komunitas perfilman, mendorong interaksi antar pelaku perfilman, seperti sineas,sinefil, dan masyarakat umum, serta memfasilitasi pertukaran gagasan dan lebih jauh lagi akan mengenalkan kepada awam tentang proses pembuatan film. Dengan demikian, Movie Center yang direncanakan di Yogyakarta tidak hanya tempat untuk menonton film, tetapi juga memperkuat dan merawat ekosistem industri film Indonesia secara keseluruhan.
The development of the Indonesian film industry, especially in the realm of independent films, is showing an upward trend, particularly in Yogyakarta as the national film center, where the biggest film festival in Asia takes place. The design plan for a Movie Center will integrate a Cinematic Architecture approach as the main focus in the visitor experience. Seeing Yogyakarta as a central location for the growth and development of the independent film industry, the design location will be close to this community. Through this approach, the Movie Center design plan emphasizes meeting comprehensive infrastructure needs, from production to appreciation. A cinematic architectural approach is key in creating an engaging atmosphere, enriching the film-watching experience, and showing appreciation for audiovisual art. As a dynamic activity center, the Movie Center is designed to serve as a forum for strengthening the film community, encouraging interaction between film actors, such as filmmakers, cinephiles, and the general public, as well as facilitating the exchange of ideas. Furthermore, it aims to introduce the general public to the process of filmmaking. Thus, the Movie Center planned in Yogyakarta is not only a place to watch films but also strengthens and maintains the ecosystem of the Indonesian film industry as a whole.
Kata Kunci : industri film, apresiasi, arsitektur sinematik