Ruminasi terhadap Suasana Hati Depresi pada Mahasiswa yang Mendengarkan Lagu Sedih
Akvina Khiyara, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc.,PhD., Psikolog ; Diana Setiyawati, S.Psi., M.H.Sc, Ph.D., Psikolog ; Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Depresi kerap dijelaskan sebagai gangguan suasana hati yang ditandai oleh perilaku yang memperpanjang kondisi negatif, kurangnya motivasi untuk melakukan aktivitas yang memperbaiki suasana hati, dan penggunaan strategi koping yang kurang efektif. Lagu sedih dapat menjadi strategi koping yang bermanfaat, tetapi efek positif tersebut tidak selalu dapat diporoleh bagi pendengarnya, khususnya pada individu dengan kecenderungan depresi dan ruminasi tinggi. Survei daring dilakukan kepada 123 mahasiswa aktif berusia 18-25 tahun (M= 21.40, SD= 1.81), bertujuan untuk memahami adakah perbedaan suasana hati depresi pada mahasiswa yang mendengarkan lagu sedih berdasarkan tingkat ruminasi. Ruminative Responses Scale digunakan untuk mengukur tingkat ruminasi, sedangkan Profile of Mood States digunakan untuk mengukur suasana hati depresi setelah mendengarkan lagu sedih self-selected pada partisipan. Data dianalisis dengan ANCOVA pada suasana hati depresi kedua kelompok ruminasi (tinggi dan rendah) dengan memasukkan baseline suasana hati depresi sebagai kovariat. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa pada kelompok ruminasi tinggi mengalami peningkatan suasana hati depresi yang lebih besar setelah mendengarkan lagu sedih dibandingkan dengan mahasiswa pada kelompok ruminasi rendah (p<0 xss=removed SE=2,06).>
Depression is often
described as a mood disorder characterized by behavior that prolongs negative
conditions, a lack of motivation to engage in mood-improving activities, and
the use of ineffective coping strategies. Sad music can be a beneficial coping
strategy, but its positive effects are not always experienced by listeners,
especially those with a tendency for depression and high rumination. An online
survey was conducted with 123 active undergraduate students aged 18-25 years
(M= 21.40, SD= 1.81), aiming to understand whether there are differences in
depressive mood among students listening to sad music based on their level of
rumination. The Ruminative Responses Scale was used to measure rumination,
while the Profile of Mood States was used to measure depressive mood after
participants listened to self-selected sad music. Data were analyzed with
ANCOVA for depressive mood in both high and low rumination groups, with
baseline depressive mood included as a covariate. The results showed that
students in the high rumination group experienced a greater increase in depressive
mood after listening to sad music compared to students in the low rumination
group (p<0 xss=removed SE=2.06).>
Kata Kunci : suasana hati, depresi, ruminasi, koping maladaptif, lagu sedih