Dinamika Politik Ruang di Balik Mega Proyek Belt and Road Initiative: Studi Kasus Kereta Cepat Jakarta - Bandung (WHOOSH)
SARAH MUMTAZ, Joash Elisha Stephen Tapiheru, S.I.P., M.A., Ph.D.
2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Mega proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memperlihatkan sebuah upaya China
dan Jepang untuk menunjukkan kekuatan mereka sebagai pemimpin Asia. Melalui
program BRI, Indonesia dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dengan China dan
mendapatkan pendanaan untuk proyek pembangunan infrastruktur nasional. Dalam
proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, CDB memiliki porsi investasi terbesar
yaitu 75%, sementara sisanya berasal dari kontribusi konsorsium Indonesia akan
tetapi dibalik inisiatif ini negara peminjam rentan mengalami eksploitasi dalam
program Belt and Road Initiative (BRI)
yang dilakukan oleh China.
Pihak China berusaha keras melakukan investasi besar-besaran di ASEAN,
khususnya Indonesia yang memang membutuhkan dana besar. Teori produksi ruang oleh
Henri Lefebvre akan menjadi dasar untuk skripsi ini. Teori tersebut menekankan
bagaimana ruang fisik dan sosial terbentuk, sehingga berkaitan dengan pembuatan
infrastruktur dan juga melibatkan proses pembentukan makna kontrol atas ruang
representasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat dari situasi relasi
Indonesia-China.
Hasil Penelitian menemukan kondisi politik tata ruang yang mengalami
pergeseran fungsi secara fisik di tahap praktik spasial. beberapa elemen
spasial berupa penggunaan lahan, perencanaan tata ruang serta bagaimana stasiun
Kereta cepat dapat terhubung. Jalur-jalur tersebut berubah dari ruang
non-kapitalis menjadi kapitalis seperti dominasi atas sumber daya, perebutan
hak dan sebagainya sehingga mengakibatkan proyek ini menjadi serampangan.
Pembangunan KA Cepat memperjelas para kapitalis kini telah secara aktif tidak hanya membentuk dan mempertahankan ruang bukan sekedar mencapai hasil ideologisnya melainkan mempertahankan kondisi produksi yang sesuai di bidang lain. Ekspansi teknologi transportasi sebagai kekuatan produktif guna melindungi ruang akumulasi sebagai penggambaran ruang representasi dan ruang representasional yang dipenuhi dengan penandaan keberlanjutan proyek ini di masa depan.
The Jakarta-Bandung Fast Train megaproject serves as a significant
demonstration of China and Japan's leadership in Asia. By participating in the
BRI program, Indonesia can boost economic cooperation with China and secure
funding for crucial national infrastructure development projects. Although the
Indonesian consortium has contributed to the project, 75% of the investment
comes from CDB. Nevertheless, it is worth noting that Indonesia is susceptible
to exploitation in the Belt and Road Initiative (BRI) program led by China.
China has been dedicating significant efforts to investing in ASEAN,
with a particular focus on Indonesia, which requires massive funds. The basis
for this research lies in Henri Lefebvre's theory of space production. This
theory underscores the interdependent relationship between physical and social
space formation, which is pertinent to the creation of infrastructure and the
formation of the meaning of control over representational space. The research
employs a qualitative approach to identify cause-and-effect relationships in
the Indonesia-China relations situation.
According to the research findings, there has been a distinguishable
shift in the functional aspect of political conditions in spatial planning
during the spatial practice stage. This shift has been manifested in various
spatial elements, including land use, spatial planning, and connectivity of
train stations. The pathways leading to this transformation have been
influenced by a move from non-capitalist to capitalist spaces, resulting in a
struggle for resources, rights, and other factors, ultimately leading to an
unstructured project outcome.
The development of the High-Speed Railway is a testament to the active role of capitalists in shaping and safeguarding space, achieving their ideological objectives, and maintaining optimal production conditions in various domains. The growth of transportation technology as a formidable force for production safeguards the accumulation of space, portraying a representational space that is filled with markers of the project's future aspirations.
Kata Kunci : Produksi ruang, Sphere of Influence,Kereta Cepat jakarta-Bandung, Belt and Road Initiative