Hip Hop Influence on Papuan Youths in Resisting the Dominant Culture
LUTHFADERY RAMADHAN, Achmad Munjid, M.A., Ph.D.
2024 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN AMERIKA
Hip hop, sebuah subkultur Amerika, mulai terlahir di the Bronx, New York, suatu area pemukiman Afrika-Amerika dan Latino. Hip hop mencakup DJ-ing dan rap, grafiti, breakdance, dan merupakan identitas Afrika-Amerika. Budaya ini telah beredar ke seluruh dunia sebagai budaya populer yang diterima oleh banyak kalangan anak muda, baik dalam tindakan perlawanan maupun dalam hal karya seni. Hip hop di Papua Barat, Indonesia diterima oleh para pemuda Papua, meskipun generasi orang tua menganggap hip hop sebagai budaya vulgar yang merendahkan Kekristenan dan ke-Papua-an rakyat Papua. Kehadiran hip hop di kalangan pemuda Papua membantu mereka dalam menolak dominasi Indonesianisasi yang dibawa oleh pemerintah melalui program transmigrasi. Dengan theory of practice milik Bourdieau, ini membantu analisis aktualisasi anak muda Papua untuk memanfaatkan hip hop yang diperkuat oleh kreativitas mereka dalam menolak budaya dominan, baik dalam konteks budaya, politik, maupun gaya hidup. Temuan dari analisis menunjukkan bahwa hip hop mudah mempengaruhi pemuda Papua karena mereka memiliki kesamaan latar belakang dengan orang Afrika-Amerika. Pemuda Papua memeluk dominasi subkultur barat dan menggunakannya sebagai sumber kekuatan untuk menolak budaya dominan, mengklaim hip hop sebagai versi dangdut mereka sendiri, mengkritik pemerintah Indonesia melalui lirik lagu, dan mengikuti cara berpkaian kelompok Afrika-Amerika sebagai bentuk perlawanan untuk menciptakan identitas yang berbeda dari kebanyakan orang Indonesia.
Hip hop, an American subculture, began to be formed inside African-American and Latino residential area, the Bronx, New York. Hip hop consists of DJ-ing and rap, graffiti, breakdance, and identity of African-American. It has circulated around the globe as a popular culture that embraced by many youngsters either in resistance acts and in the sake of its art. Hip hop in West Papua, Indonesia is accepted by the youths although the older generations deemed hip hop as a vulgar culture which degrades the Christianity and Papuan-ness of Papua people. The presence of hip hop among Papuan youths helped them in resisting the domination of Indonesianization that brought by the government through transmigration program. With Bourdieau’s theory of practice, it helps the analysis of Papuan youths’ actualization to exploit hip hop reinforce by their creativities in order to resist the dominant culture whether in the context cultures, politics, and lifestyles. The discoveries found from the analysis that hip hop easily influenced Papuan youths because they share the background similarities with African-Americans. Papuan youths embraced the domination of western subculture and utilize it as the source of power to resist the dominant, claiming hip hop as their own version of dangdut, criticizing Indonesia government through song lyrics, and follow African-American fashion as a form of resistance to create an identity that distinguished from most Indonesians.
Kata Kunci : Hip hop, Papuan youth, Indonesianization, African-American