Laporkan Masalah

TRANSFORMASI KUNJUNGAN WISATAWAN KE MUSEUM DARI TOURISM GAZE MENJADI BENTUK PENGALAMAN PERFORMATIVITY Studi Pada Praktik Performativitas yang Ditampilkan Komunitas Malam Museum di Platform Instagram

FADHILAH RAHMAWATI, Prof. Dr. Suharko, S.Sos., M.Si.

2024 | Skripsi | Sosiologi

    Studi pariwisata telah membuka jalan dalam mendorong batas-batas teori hubungan antara embodiment, sensualitas, dan performativitas. Studi pariwisata mengenai 'tourist gaze' yang menjadi landasan diskusi terkait tubuh dalam pariwisata, menggambarkan wisatawan sebagai pengamat yang tidak terikat, tidak berwujud, dan pasif. Sehingga secara efektif mereduksi mereka menjadi sepasang mata tanpa tubuh. Sedangkan performativitas berupaya untuk menunjukkan bahwa wisatawan melakukan sesuatu di tempat yang mereka kunjungi daripada menjadi pasif yang ditandai dengan kemampuan tubuh untuk menyesuaikan pengalaman wisata. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Komunitas Malam Museum dalam mentransformasikan bentuk kunjungan wisatawan ke museum yang awalnya hanya sebagai praktik tourism gaze menjadi bentuk pengalaman performativity dan bagaimana Komunitas Malam Museum berperan dalam mendekatkan partisipan mereka pada sejarah serta menggiatkan kunjungan ke museum dan situs cagar budaya dengan menerapkan konsep edutainment (educational entertainment) dalam memberikan informasi dan berkomunikasi baik pada saat berkegiatan maupun yang ditampilkan dalam bentuk visual melalui platform Instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi digital. Informan pada penelitian ini adalah  volunteer Komunitas Malam Museum dan atau pernah mengikuti kegiatan Komunitas Malam Museum. Pengumpulan data pada penelitian ini melalui proses observasi, wawancara, dan studi literatur. Pembahasan penelitian ini menggunakan perspektif teori performativitas dan didukung oleh konsep pariwisata digital yang menunjukkan bahwa Komunitas Malam Museum berupaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai budaya sendiri, sehingga mereka bisa terus termotivasi untuk mengikuti, mempelajari, hingga kemudian melestarikan warisan budaya tersebut. Performativitas yang ditampilkan oleh Komunitas Malam Museum di Instagram dapat memberikan wawasan positif serta daya tarik bagi partisipan komunitas untuk kembali berkunjung ke museum.

Tourist studies has paved the way in pushing the boundaries of theorizing the links between embodiment, sensuality, and performativity. The study of  the 'tourist gaze' which set the stage for duscussions on the body in tourism, portrayed tourists as detached, disembodied, and passive observers. Thus effectively reducing them to a disembodied pair of eyes. Whereas the performativity explorations sought to show that tourists are seeking to be doing something in the places they visit rather than  being endlessly spectatorially passive which is shown by the ability of the body to configure the tourist experience. These conditions encourage researcher to find out how the strategies carried out by the Komunitas Malam Museum in transforming the form of tourist visits to museums from initially just being a tourism gaze into a form of performativity and how the form of performativity of the Komunitas Malam Museum plays a role in bringing their participants closer to histories, encouraging them to visit museums  and cultural heritage sites by using the edutainment (educational entertainment) concept in providing information and communicating both during activities and shown in visuals through  their Instagram platform. This research uses qualitative method with a digital ethnographic approach. The informants in this research are volunteers of Komunitas Malam Museum and/or have participated in the Komunitas Malam Museum activities. Data in this research was collected through observation, interview, and literature review. The analysis of this research uses the theory of performativity and is supported by the concept of digital tourism which shows that Komunitas Malam Museum seeks to grow and increase the awareness of people to love their  own culture. Thus, they can continue to be motivated to follow, learn, and then preserve cultural heritage. The performativity shown by Komunitas Malam Museum on Instagram can provide positive insights and attract their participants to return to visit museums. 

Kata Kunci : Pariwisata digital, komunitas, Instagram, tourism gaze, performativitas

  1. S1-2024-455891-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455891-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455891-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455891-title.pdf