ANALISIS PENGGUNAAN LAYANAN PAYLATER SEBAGAI METODE PEMBAYARAN MILENIAL
Susan Fatmawati, Prof. Dr. Eko Suwardi, M.Sc.,
2024 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi/Akuntansi Terapan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
motivasi milenial dalam berutang menggunakan layanan paylater sebagai
metode pembayaran dalam bertransaksi, kemudian menginvestigasi persepsi dan
kendali keuangan mereka dalam kaitannya dengan risiko paylater itu
sendiri melalui kacamata teori perilaku terencana. Objek penelitian adalah
individu yang menggunakan layanan paylater, yang termasuk dalam kelompok
generasi milenial. Pemilihan partisipan menggunakan metode purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan
wawancara mendalam untuk proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa milenial cenderung termotivasi menggunakan paylater karena
kebermanfaatannya sebagai metode pembayaran yang mudah diakses, fleksibel, dan ada
insentif berupa promo, serta memberikan kesenangan tersendiri bagi pengguna
dalam memenuhi keinginannya. Di sisi lain, ada kekhawatiran akan risiko dan
literasi keuangan yang kurang terkait dengan produk keuangan yang berkontribusi
pada evaluasi negatif, akan tetapi milenial hanya berfokus pada
kebermanfaatannya. Kemudian, motivasi milenial juga didukung karena adanya
tekanan sosial dari kerabat, lingkungan dan media sosial. Keyakinan individu
terhadap kemampuan mereka dalam mengendalikan panggunaan paylater yang mencakup
kemampuan membayar, penggunaan yang bertanggung jawab dan kepercayaan terhadap
penyedia layanan juga turut berperan dalam memotivasi milenial dalam
menggunakan paylater. Risiko yang dirasakan milenial dari penggunaan paylater
mencakup pembelian spontan, pengeluaran yang berlebihan dan kesulitan
keuangan, dan gagal bayar. Ketakutan akan risiko-risiko ini menimbulkan
keraguan atau skeptisisme untuk mengadopsi dan keberlanjutan penggunaan layanan
ini. Kemampuan kendali keuangan milenial terhadap penggunaan paylater mencakup
penganggaran dan perencanaan, pemantauan transaksi, penetapan batas nilai
transaksi dan batasan tujuan penggunaan. Milenial mengungkapkan bahwa mereka
masih belum melakukan penganggaran dan perencanaan, mereka hanya memperkirakan
pengeluaran saja dan terkadang melakukan transaksi melebihi batas penggunaan
yang mereka tetapkan dalam kondisi tertentu. Akibatnya, hal tersebut
memungkinkan pengeluaran yang tidak terkontrol dan kesulitan dalam menccapai
tujuan keuangan jangka panjang. Temuan lain dari penelitian ini adalah milenial
menganggap bahwa nilai kredit yang ditawarkan paylater merupakan bagian
dari sumber daya yang mereka miliki sehingga mereka cenderung menggunakan paylater
daripada menggunakan uang kas mereka. Kemudian, tingkat literasi keuangan
di antara milenial masih rendah sehingga mereka kurang menyadari dampak dari
penggunaan paylater terhadap skor kredit dan kesejahteraan finansial
mereka. Selain itu, ada praktik penyalahgunaan paylater yang mengizinkan
pihak ketiga untuk mengakses paylater mereka sehingga menimbulkan
peningkatan jumlah gagal bayar dan berdampak negatif pada pengguna. Tingkat
penghasilan individu dapat memengaruhi mereka untuk menggunakan paylater lebih
dari 1 platform.
This study aims to identify Millennials' motivations
in going into debt using Paylater services as a payment method in
transactions, then, investigate their perceptions and financial
control about the risk of Paylater itself through the lens
of the theory of planned behavior. The objects of research were
individuals who have made payments using Paylater services and who were
included in the Millennial generation group. The participants were
selected using a purposive sampling method by setting specific criteria. This
research used a qualitative approach by conducting in-depth interviews for the
data collection process. The results showed that Millennials tended to be
motivated to use Paylater because of its usefulness as a payment method
that was easy to access, and flexible. In addition, there were
incentives in the form of promos that pleased users in fulfilling their
desires. On the other hand, there were concerns about risk
and lack of financial literacy related to financial products that contributed
to negative evaluations while but Millennials only focused on their
usefulness. Then, Millennials' motivation was also supported by social
pressure from relatives, the environment, and social media. Individuals'
beliefs in their ability to control Paylater usage including the
ability to pay, responsible use, and trust in service
providers also played a role in motivating millennials to use
paylater. Millennials' perceived risks of using pay later
included spontaneous purchases, overspending financial hardship, and
default. The fear of these risks created hesitation or skepticism to adopt and
sustain the use of this service. Millennials' financial control capabilities
over the use of Paylater included budgeting and planning, monitoring
transactions, setting transaction value limits, and limiting the purpose of
use. Millennials revealed that they still did not do budgeting and planning. They only
estimated their spending and sometimes made transactions that exceeded the
usage limit they set under certain conditions. As a result, this allows for
uncontrolled spending and difficulty in achieving long-term financial
goals. Another finding from this study was that Millennials considered the
credit score offered by Paylater as part of their resources. So, they tended to
use Paylater instead of their cash. Then, the low level of financial literacy
among Millennials made them less aware of the impact of using Paylater on
their credit score and financial well-being. In addition, there was a practice
of Paylater abuse that allowed third parties to access their Paylater
resulting in increased number of defaults and negative impact on users. An
individual's income level may influence him/her to use more than 1 Paylater
platform.
Kata Kunci : Buy-Now-Pay-later (Paylater), Theory of Planned Behavior, Risk Perception, Financial Literacy.