Laporkan Masalah

Identifikasi Potensi Pengembangan Rute Angkutan Pengumpan Stasiun LRT Harjamukti Berdasarkan Nilai Aksesibilitas Jalan di Kawasan Cibubur

ANDRE KURNIA SURYA PRIAMBODO, Dr. Yori Herwangi, S.T., MURP.

2024 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

LRT Jabodebek merupakan transportasi publik terbaru sebagai solusi mengatasi masalah komuter dan kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. Kawasan Cibubur merupakan salah satu kawasan penyumbang komuter tertinggi ke pusat kota, serta merupakan area titik stasiun LRT Jabodebek. Dalam penggunaan transportasi publik LRT di Stasiun Harjamukti terdapat permasalahan aksesibilitas dan konektivitas yang dirasakan masyarakat dalam menjangkau Stasiun LRT Harjamukti dari rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aksesibilitas, bobot pengembangan rute angkutan pengumpan, dan potensi pengembangan rute angkutan pengumpan di Kawasan Cibubur.

Menggunakan data survei terhadap 107 responden, hasil observasi, dan wawancara kepada expert, serta menggunakan metode skoring untuk penentuan nilai aksesibilitas dan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mengidentifikasi potensi pengembangan rute angkutan pengumpan di kawasan amatan. Hasil penelitian berdasarkan metode skoring menemukan bahwa terdapat lima kelurahan yang memiliki tingkat aksesibilitas rendah dari dan ke Stasiun LRT Harjamukti, yaitu: Kelurahan Cisalak Pasar, Mekarsari, Sukatani, Pondok Ranggon, dan Jatisampurna. Jarak tempuh, waktu tempuh, tarif, keterhubungan, dan sarana prasarana pejalan kaki menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai aksesibilitas suatu jalan. Prioritas variabel yang menjadi pertimbangan utama dalam mengembangkan rute angkutan pengumpan adalah permintaan perjalanan dan pola guna lahan berdasarkan hasil nilai bobot variabel pengembangan rute angkutan pengumpan dilakukan dengan metode AHP dengan pertimbangan prioritas variabel melalui hasil wawancara kepada expert bidang transportasi publik. Identifikasi potensi pengembangan rute angkutan pengumpan dilakukan dengan menggunakan hasil data nilai aksesibilitas. Kelurahan dengan nilai aksesibilitas rendah dilakukan pengolahan kembali menggunakan metode AHP berdasarkan nilai bobot variabel pengembangan rute angkutan pengumpan. Berdasarkan hasil pengolahan metode AHP diketahui bahwa rute Kelurahan Cisalak Pasar dan Mekarsari menjadi rute yang terpilih dalam pengembangan rute angkutan pengumpan dari dan ke Stasiun LRT Harjamukti dengan persentase pencapaian terhadap pemenuhan kriteria lebih besar dari rute yang lain yaitu 34%.


The Jabodebek LRT is the latest public transportation solution aimed at addressing commuter and congestion issues in Jakarta and its surrounding areas. Cibubur is one of the highest commuter-contributing areas to the city center and serves as a focal point for the Jabodebek LRT stations. However, there are issues of accessibility and connectivity perceived by the community in reaching the Harjamukti LRT Station from their homes. This study aims to determine the accessibility value, weight of feeder transportation route development, and potential feeder transportation route development in the Cibubur area.

Using survei data from 107 respondents, observation results, and expert interviews, as well as employing scoring methods for determining accessibility values and the Analytical Hierarchy Process (AHP) for identifying potential feeder transportation route development in the observed area. The research findings, based on scoring methods, reveal that there are five sub-districts with low accessibility levels to the Harjamukti LRT Station: Cisalak Pasar, Mekarsari, Sukatani, Pondok Ranggon, and Jatisampurna. Factors such as travel distance, travel time, fares, connectivity, and pedestrian infrastructure influence the accessibility value of a road. The priority variables considered in developing feeder transportation routes are travel demand and land use patterns, as determined by the weighting of variables through AHP based on expert interviews in the field of public transportation. The identification of potential feeder transportation route development is conducted using the accessibility value data. Sub-districts with low accessibility values undergo further processing using the AHP method based on the weighted values of feeder transportation route development variables. Based on the AHP method processing results, it is known that the routes from Cisalak Pasar and Mekarsari are selected as the feeder transport routes to and from Harjamukti LRT Station, with a percentage achievement towards criteria fulfillment greater than other routes, which is 34%.


Kata Kunci : LRT, Aksesibilitas, Pengembangan Rute Angkutan Pengumpan, Skoring, Analytical Hierarchy Process

  1. S1-2024-460121-abstract.pdf  
  2. S1-2024-460121-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-460121-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-460121-title.pdf