Maskulinitas Toksik dalam Film “Bonceng” (Perspektif Penyutradaraan pada Penceritaan Film Fiksi)
RICHARDUS KRISNA DEWANDARU, Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, S.I.P., M.A. ; Luhki Herwanayogi, S.I.P.
2024 | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Film merupakan salah satu medium penceritaan yang dekat dengan masyarakat secara kolektif. Model penceritaan yang terdiri dari suara (audio) dan gambar bergerak (motion picture) membawa suatu tontonan yang mampu mempengaruhi alam bawah sadar dari pentonton atau spektator. Sebagai tontonan dengan naratif yang kuat, film menjadi medium yang tepat untuk menyuarakan isu tertentu dalam rangka membawa perubahan menuju masyarakat yang lebih baik. “Bonceng” merupakan film pendek fiksi yang peneliti produksi dalam rangka menyuarakan topik maskulinitas toksik dari sudut pandang alternatif. Selama produksinya, peneliti berusaha mengeksplorasi isu sosial masyarakat di Indonesia dan menemukan cara-cara yang tepat untuk menyuarakannya ke dalam medium film alternatif dari perspektif sutradara. Sebagai sutradara, peneliti bertanggung jawab pada aspek kreativitas, termasuk bentuk penceritaan dari sudut pandang alternatif yang lugas dan sederhana dalam kemasan film pendek fiksi bergenre komedi.
Film is a storytelling medium that collectively close to society. The storytelling model which consists of sound (audio) and moving images (motion pictures) brings a spectacle that is able to influence the subconscious mind of the audience or spectator. As a spectacle with strong narrative, film becomes the right medium to voice certain issues in order to bring change toward a better society. "Bonceng" is a fictional short film that researcher produced in order to voice toxic masculinity topic from an alternative perspective. During its production, the researcher tried to explore the social issues of society in Indonesia and find appropriate ways to voice them in an alternative film from the director's perspective. As a director, the researcher is responsible for aspects of creativity, including the form of storytelling from an alternative point of view that is straightforward and simple in the form of a comedy-genre fiction short film.
Kata Kunci : film, maskulinitas toksik, penyutradaraan, alternatif