Laporkan Masalah

Antara Nostalgia di Masa Lalu dan Upaya Bertahan di Masa Kini: Potret Mbok Mase di Kampung Batik Laweyan Surakarta

Raditya Baswara Anandito, Dr. Suzie Handajani, M. A.

2024 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Laweyan dikenal sebagai salah satu daerah di Kota Surakarta dengan identitas para saudagar batik yang sudah melegenda sejak dulu. Sosok Mbok Mase tumbuh atas pengakuan masyarakat sebagai tokoh sentral yang berpengaruh sebagai pengusaha perempuan untuk mengembangkan usaha batik, sehingga menjadi simbol untuk melanggengkan kekuasaannya di tengah komunitasnya. Dengan berjalannya waktu, simbol tersebut perlahan mulai sirna akibat tantangan jaman yang terjadi. Penelitian ini akan mengungkap  transformasi identitas yang dilalui oleh Mbok Mase guna mempertahankan status dan eksistensinya di masa kini dengan melihat perubahan sosial yang terjadi di dalam komunitas Laweyan. Mbok Mase menjadi contoh studi kasus mengenai pengusaha perempuan kelas menengah di Indonesia. 


Penelitian ini menggunakan konsep pengusaha perempuan sebagai landasan awal pemikiran serta teori modal Bourdieu sebagai instrumen untuk menganalisis temuan. Riset ini dilakukan di Kampung Batik Laweyan pada tanggal 10 Juni 2022 hingga 8 Agustus 2022. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan data primer diperoleh dari wawancara mendalam guna melihat lebih dekat sosok Mbok Mase di masa kini. Total informan utama ada 5 orang, mencakup 3 orang Mbok Mase dan 2 orang kepercayaan mereka. Data sekunder diperoleh dari observasi spasial dan aktivitas Mbok Mase di rumahnya serta studi literatur.


Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa Mbok Mase mengalami berbagai transformasi identitas untuk menyesuaikan kondisi sosial yang berubah akibat kekuasaan yang menyusut. Mulai dari adanya perubahan panggilan, citra “Islam” yang melekat hingga nilai kesederhanaan yang kini ditampilkan. Unsur maskulinitas yang mulai masuk di dalam proses regenerasi dan komunitas Laweyan menghilangkan peran dominasi perempuan dalam usaha batik, sehingga jumlah Mbok Mase juga terus menyusut. Pada akhirnya, Mbok Mase masa kini harus bisa bernegosiasi dalam mempertahankan statusnya sebagai pengusaha perempuan kelas menengah menggunakan sisa-sisa modal yang dimiliki di tengah tantangan jaman yang terus berubah.

Laweyan is known as one of the areas in Surakarta City with a legendary identity of batik merchants. The figure of Mbok Mase grew out of the community's recognition as an influential central figure as a female entrepreneur to develop the batik business, thus becoming a symbol to perpetuate her power in her community. Over time, the symbol slowly began to disappear due to the challenges of the times. This research will reveal the identity transformation that Mbok Mase goes through to maintain her status and existence in the present by looking at the social changes that occur within the Laweyan community. Mbok Mase serves as a case study example of a middle-class female entrepreneur in Indonesia.


This research uses the concept of women entrepreneurs as a starting point and Bourdieu's capital theory as an instrument to analyse the findings. This research was conducted in Kampung Batik Laweyan from 10 June 2022 to 8 August 2022. The method used was qualitative research with primary data obtained from in-depth interviews to take a closer look at the figure of Mbok Mase in the present. The main informants total 5 people, including 3 Mbok Mase and 2 of their confidants. Secondary data was obtained from spatial observations and Mbok Mase's activities in her home as well as literature studies.


The results of this study illustrate that Mbok Mase underwent various identity transformations to adjust to changing social conditions due to shrinking power. Starting from the change in nickname, the image of "Islam" attached to the value of simplicity that is now displayed. The element of masculinity that began to enter the regeneration process and the Laweyan community eliminated the dominant role of women in the batik business, so the number of Mbok Mase also continued to shrink. In the end, today's Mbok Mase must be able to negotiate in maintaining her status as a middle-class female entrepreneur using the remaining capital she has amidst the challenges of an ever-changing era.

Kata Kunci : Mbok Mase Laweyan, Pengusaha Perempuan, Transformasi Identitas, Status Sosial, Women Entrepreneur, Identity Transformation, Social Status

  1. S1-2024-424769-abstract.pdf  
  2. S1-2024-424769-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-424769-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-424769-title.pdf