Laporkan Masalah

WACANA NOSTALGIA DALAM FILM REMAKE SERIAL LAMA (Analisis wacana kritis Norman Fairclough pada film Keluarga Cemara)

Muhammad Chamdan Husein, Budi Irawanto, M.A., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Ilmu Komunikasi

Perkembangan industri film Indonesia telah menunjukkan peningkatan signifikan, yang tercermin dari jumlah penonton yang mencapai lebih dari lima puluh empat juta pada tahun 2022. Di tengah tren tersebut, fenomena remake film terutama yang diadaptasi dari serial televisi sukses semakin merajalela. Salah satu contohnya adalah adaptasi film dari serial Keluarga Cemara yang berhasil mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Awalnya berupa novel karya Arswendo Atmowiloto yang diadaptasi menjadi serial televisi pada periode 1996-2005, kemudian diikuti dengan serial lanjutan di TV7 berjudul "Keluarga Cemara: Kembali ke Asal". Pada tahun 2018, versi layar lebar dari cerita yang sama disutradarai oleh Yandy Laurens dan ditulis oleh Ginatri S. Noer. Film ini pertama kali diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada November-Desember 2018 dan secara resmi dirilis di seluruh Indonesia pada Januari 2019. Film remake Keluarga Cemara bukan hanya membangkitkan nostalgia bagi penggemar serial lamanya, tetapi juga berhasil menarik perhatian penonton baru. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menggali konstruksi wacana nostalgia dalam film remake Keluarga Cemara. Diskursus mengenai nostalgia dalam film remake merupakan subjek yang esensial dalam studi budaya dan filmologi kontemporer. Dalam konteks ini, analisis wacana nostalgia memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana pengalaman masa lalu dipresentasikan dan dipahami dalam karya-karya budaya masa kini. Penelitian ini menjadi semakin penting mengingat tren yang berkembang dalam industri film, di mana produksi ulang atau remake dari karya-karya yang sudah ada menjadi strategi yang umum untuk menarik perhatian penonton modern. Dengan menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough, penelitian ini menyoroti elemen-elemen nostalgia dalam film, mulai dari karakter utama hingga adegan yang merujuk pada versi sebelumnya. Analisis juga mengungkapkan argumen Yandy Laurens tentang alasan di balik pembuatan remake ini, yang termasuk pertimbangan bisnis untuk memperkenalkan kembali karakter kepada konsumen. Selain itu, penelitian ini menekankan pesan yang dibawa oleh Laurens sehubungan dengan relevansi keintiman keluarga di era modern, serta pengaruh sosiokultural dari kesuksesan serial Keluarga Cemara dalam beradaptasi menjadi film layar lebar. Dengan demikian, penelitian ini menjadi penting dalam memahami dinamika wacana nostalgia dalam industri film Indonesia serta dampaknya terhadap masyarakat yang semakin modern.

The development of the Indonesian film industry has shown a significant increase, which is reflected in the number of viewers reaching more than fifty-four million in 2022. In the midst of this trend, the phenomenon of film remakes, especially those adapted from successful television series, is increasingly rampant. One example is the film adaptation of the Keluarga Cemara series which has received a warm welcome from the public. Initially it was a novel by Arswendo Atmowiloto which was adapted into a television series in the 1996-2005 period, then followed by a follow-up series on TV7 entitled "Keluarga Cemara: Kembali ke Asal". In 2018, a screen version of the same story was directed by Yandy Laurens and written by Ginatri S. Noer. This film was first screened at the Jogja-NETPAC Asian Film Festival in November-December 2018 and was officially released throughout Indonesia in January 2019. The remake of Keluarga Cemara not only evoked nostalgia for fans of the old series, but also succeeded in attracting the attention of new audiences. In this context, this research aims to explore the construction of nostalgia discourse in the remake film Keluarga Cemara. The discourse on nostalgia in remake films is an essential subject in contemporary cultural studies and filmology. In this context, nostalgic discourse analysis provides deep insight into how past experiences are presented and understood in contemporary cultural works. This research becomes increasingly important given the growing trend in the film industry, where reproductions or remakes of existing works are becoming a common strategy to attract the attention of modern audiences. Using Norman Fairclough's critical discourse analysis, this research highlights nostalgic elements in the film, from the main characters to scenes that refer to previous versions. The analysis also reveals Yandy Laurens' arguments about the reasons behind making this remake, which includes business considerations for reintroducing the character to consumers. In addition, this research emphasizes the message brought by Laurens regarding the relevance of family intimacy in the modern era, as well as the sociocultural influence of the success of the Keluarga Cemara series in being adapted into a feature film. Thus, this research is important in understanding the dynamics of nostalgia discourse in the Indonesian film industry and its impact on an increasingly modern society.

Kata Kunci : Wacana Kritis, Wacana Nostalgia, Film Remake, Film Keluarga Cemara.

  1. S2-2024-498816-abstract.pdf  
  2. S2-2024-498816-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-498816-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-498816-title.pdf