MODIFIKASI STRUKTUR VISUAL PRODUK TENUN PARENGAN KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR
Okta Viviana Asmi Nusantari, Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M. Hum.; Prof. Drs. SP. Gustami, S. U.
2024 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
Produk budaya material berupa tekstil dari pengolahan teknik tenun ikat yang populer dan berkembang di sentra industri kawasan Desa Parengan Kecamatan Maduran Lamongan menjadi salah satu komoditas andalan bagi masyarakat lokal setempat. Beragam produk dari industri Parengan dikembangkan dan dilestarikan dari era ke era untuk menyajikan karakter visual dan identitas desain produk. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan korelasi antara modifikasi bentuk visual dengan variasi produk tenun yang dipengaruhi dari berbagai faktor terhadap pengaruh modifikasi bagi eksistensi sentra produksi. Analisis menggunakan teori budaya dari Raymond Williams untuk mendiskusikan perihal ragam faktor sosial yang berdampak pada modifikasi struktur visual maupun sosio-kultural masyarakat. Aspek diskusi yang melibatkan pembedahan pada unsur estetika didukung oleh teori Feldman Burke untuk mengklasifikasikan bentuk yang mendasari gaya/karakteristik visual, deskripsi elemen visual seperti bentuk ornamentasi motif dan warna. Hasil penelitian menunjukkan modifikasi varian bentuk visual produk (sarung, kain tenun) dan pola produksi tenun Parengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti peran lembaga budaya, perkembangan teknologi serta teknik produksi (kombinasi teknik tenun dan batik produk unggulan dari salah satu sentra) serta respon penerimaan terhadap bentuk modifikasi yang berimplikasi pada pengayaan pemaknaan bagi penggunanya. Produk kain tenun sarung yang dihasilkan di Parengan memiliki beragam corak seperti sarung tenun ikat goyor botolan, putihan, dan sarung tempean. Produk unggulan yang menjadi fokus perhatian pada penelitian ini yaitu temuan pada salah satu produksi sentra industri rumah tangga yang memberikan sumbangsih pada kebaruan produk yang dikembangkan menggunakan teknik tenun, selain ikat yang lazim dimanfaatkan pada produksi sarung, yaitu pemanfaatan teknik songket dan dobby, serta teknik batik pada produk kain tenun. Produk basokat dengan teknik kombinasi batik, songket dan ikat menjadi komoditas unggulan yang tidak diproduksi secara massal dan menjadi diversifikasi produk yang mengarahkan bentuk modifikasi struktur visual produk tenun dan pola produksi pada sentra tenun Parengan.
Material culture products of textiles from the processing of the ikat weaving techniques that popular and developed in the industrial center of the Parengan Village area, Maduran Subdistrict, Lamongan, became one of the top commodities for the local community. Various products from the Parengan industry are developed and preserved from era to era to present the visual character and identity of product design. This research aims to map the correlation between the modification of the visual form of various types on the woven products that are influenced by various factors towards the consequences of modification on the existence of weaving-production. The analysis used Raymond Williams' culture theory to discuss the social factors that have an impact on modifications to the visual elements and community’s socio-cultural. Aspects of the discussion involving the analysis of aesthetic elements are supported by Feldman Burke's theory to classify the basic-form of the visual style, the description of visual elements such as motifs and colors. The results showed that the modification of variant products (sarong, wovenfabric) and the production patterns in industrial center of Parengan was influenced by several factors such as the role of cultural institutions, the technological developments and production techniques (a combination of weaving and batik techniques in the variants of top products that produced by one of the industry), and the acceptance response to modifications that have implications of enrinchment meaning for consumers. The woven sarong products produced in Parengan have a variety of patterns such as botolan ikatgoyor sarongs, putihan ikat-goyor sarongs, and tempean sarongs. The top product also appeared and became the main focus of the research that findings on one of the home industry center's productions, which contributes to the novelty (innovation) of products developed from songket and dobby weaving techniques, as well as batik techniques. The basokat products that use combinations of batik, songket and ikat techniques become the top of commodities that are not mass-produced and become product diversification that directs the form of modification of the visual structure and production patterns of woven products.
Kata Kunci : sarung tenun, modifikasi, struktur visual, diversifikasi kain tenun, Parengan